Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) atau EMP akan absen membagikan dividen tahun depan. Pasalnya, ENRG masih membukukan saldo laba yang negatif.
Menurut Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), dividen boleh dibagikan apabila perseroan mempunyai saldo laba yang positif.
"Kami masih memiliki saldo laba negatif, sehingga untuk tahun 2023 mengingat ada aturan dari undang-undang PT jadi kita belum bisa membagikan dividen," kata Wakil Direktur Utama EMP Edoardus Ardianto saat paparan publik, Jumat (15/12).
Baca Juga: Ini Fokus Penggunaan Capex Energi Mega Persada (ENRG) Tahun Depan
Menilik kinerja keuangannya, ENRG mencatatkan pertumbuhan laba bersih senilai US$ 45,69 juta pada sembilan bulan pertama 2023. Angka ini meningkat 4% secara year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$ 44,14 juta.
Kendati demikian, ENRG mencatat penurunan pada pendapatan bersih senilai US$ 296,39 juta pada sembilan bulan pertama 2023, menurun 14% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu senilai US$ 344,00 juta.
Edoardus melihat, kinerja perseroan pada tahun 2024 akan lebih baik karena katalis harga minyak diprediksi lebih stabil dibandingkan tahun 2023.
"Kami lihat di tahun 2024 harga minyak akan stabil dengan geopolitik atau kondisi ekonomi yang mudah-mudahan sudah lebih baik," terangnya.
Baca Juga: Energi Mega Persada (ENRG) Gelar RUPSLB, Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris
Oleh karenanya, ia menyatakan perseroan tidak akan menutup kemungkinan untuk melakukan akuisisi dan merger untuk meningkatkan kinerja.
"Kami tentu saja akan melihat opportunity dan kesempatan untuk melakukan akuisisi atau merger kembali kepada aset itu sendiri. Apabila aset-aset yang akan kita akuisisi atau merger sesuai dengan target ataupun rencana perseroan, maka kami akan lakukan," jelasnya.
Target Produksi Migas di Tahun 2024
ENRG menargetkan kenaikan produksi minyak dan gas (migas) 10%-15% atau berkisar 37.000-38.000 barel ekuivalen per hari di tahun 2024. Sementara, total produksi minyak dan gas perseroan tahun 2023 berada di level 33.400 barel ekuivalen per hari.
"Tahun depan kami targetkan rata-rata produksi (migas) naik antara 10%-15%," katanya.
Hingga kuartal III-2023, produksi minyak ENRG mengalami pertumbuhan 11% dari semula 5.148 barel per hari menjadi 5.966 barel per hari. Namun, harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) minyak ENRG mengalami penurunan 7% menjadi US$ 80,48 per barel dari sebelumnya US$ 86,49 per barel per akhir kuartal III-2022.
Baca Juga: Laba Bersih Energi Mega Persada (ENRG) Tumbuh 4% Hingga Akhir Kuartal III-2023
Sementara itu, produksi gas ENRG menurun 19% menjadi 166 juta kubik kaki per hari dari semula 204 juta kubik kaki per hari. Namun, ASP gas ENRG berhasil naik tipis 0,5% menjadi US$ 6,19 per mcf dari sebelumnya US$ 6,16 per mcf.
Untuk tahun 2024, perseroan akan mengalokasikan belanja modal capital expenditure (capex) senilai US$ 150 juta. Dana tersebut rencananya dialokasikan untuk kegiatan pengeboran atau drilling, di mana kegiatan tersebut akan difokuskan untuk menambah cadangan minyak dan gas dari perseroan.
Disisi lain, perseroan mencatat (capex) hingga akhir tahun 2023 diperkirakan menembus kisaran US$ 124 juta. Adapun alokasi capex 2023 digunakan untuk pengeboran sumur, eksplorasi hingga kegiatan seismik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News