kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,33   -4,97   -0.55%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Era Mandiri Cemerlang (IKAN) masih bidik pertumbuhan penjualan double digit


Selasa, 25 Agustus 2020 / 16:50 WIB
Era Mandiri Cemerlang (IKAN) masih bidik pertumbuhan penjualan double digit
Direktur Utama PT Era Mandiri Cemerlang Tbk (IKAN) Johan Rose (tengah), Komisaris Utama Lina (kiri) dan Komisaris Independen Kasturi Djuli usai Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Selasa (25/8).


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Era Mandiri Cemerlang Tbk (IKAN) optimis kinerjanya masih bisa melaju. Tahun ini, emiten bidang pengolahan dan perdagangan hasil perikanan tersebut masih mengejar pertumbuhan penjualan double digit sekitar 20% dibanding realisasi tahun 2019 sampai tutup tahun nanti

Sebagai perbandingan, IKAN tercatat membukukan penjualan sebesar Rp 109,62 miliar di tahun 2019. Dus, hitungan Kontan.co.id, IKAN membidik penjualan sekitar Rp 131,54 miliar sampai akhir tahun ini.

Sebenarnya, target pertumbuhan penjualan ini lebih rendah bila dibanding target penjualan perusahaan di awal tahun. Sebelumnya, IKAN sempat membidik target pertumbuhan penjualan hingga 40% dibanding realisasi tahun 2019.

Optimisme tersebut berdasar pada realisasi kinerja top line perusahaan yang memukau di tiga bulan pertama. Asal tahu saja, kala itu penjualan IKAN melesat 70,44% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 16,56 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 28,23 miliar di kuartal I 2019.

Baca Juga: Ada pandemi, Era Mandiri (IKAN) bidik nilai kontrak Rp 86,11 miliar di tahun 2020

Belakangan, IKAN merevisi target tersebut setelah menimbang imbas pagebluk corona (covid-19). Direktur Utama PT Era Mandiri Cemerlang Tbk, Johan Rose mengatakan, wabah corona yang menjangkiti sejumlah negara tujuan ekspor perusahaan menekan penjualan ekspor perusahaan di kuartal II 2020.

Walhasil, total realisasi penjualan IKAN di enam bulan pertama tahun ini merosot hingga 27,18% yoy menjadi Rp 35,94 miliar dari semula Rp 49,36 miliar pada periode sama tahun lalu. 

Maklum, penjualan ekspor memiliki porsi kontribusi yang cukup besar dalam total penjualan perusahaan. Pada sepanjang semester I 2020 misalnya, kontribusi penjualan ekspor IKAN mencapai kurang lebih 92,43% dari total penjualan. “Penjualan ekspor ke India menjadi salah satu yang kontraksinya paling besar karena adanya kebijakan lockdown,” kata Johan dalam acara  paparan publik, Selasa (25/8).

Meski kinerjanya tertekan di enam bulan pertama, IKAN optimis mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk mengejar target kinerja. Johan bilang, pasar ekspor di beberapa negara wilayah Eropa, Amerika Latin sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pergerakan ke arah yang lebih baik.

Untuk itu, untuk menangkap peluang yang ada, IKAN masih akan berupaya memaksimalkan peluang pasar yang ada, baik di tujuan ekspor eksisting maupun target ekspor baru untuk memacu penjualan. 

Saat ini, IKAN membidik sejumlah negara di wilayah Eropa Timur, Australia, dan Asia untuk dijadikan sebagai tujuan ekspor baru. Menurut Johan, upaya penjajakan ke beberapa negara di antaranya sudah mulai dilakukan.

Baca Juga: IPO BEI: Tiga Emiten Baru Siap Masuk Bursa

Selain itu, IKAN juga melakukan pengembangan produk pengolahan hasil perikanan yang siap dimasak untuk mengantisipasi permintaan yang lesu dari segmen pasar sektor hotel dan restoran. Berbeda dengan produk-produk IKAN sebelumnya, kali ini IKAN merambah segmen pasar ritel dan rumah tangga. 

Menurut Johan, penjualan produk baru tersebut sudah mulai dilakukan dan menunjukkan hasil yang memuaskan karena menunjukkan pertumbuhan penjualan yang signifikan.

“Untuk produk yang langsung disasar ke pihak konsumen itu perseroan saat ini menargetkan pangsa pasar lokal, karena pangsa pasar lokal akan lebih cepat memberikan feedback apakah sesuai dengan selera pasar atau tidak,” imbuh Johan.

Ekspansi tertunda

Selain mempengaruhi kinerja, pandemi corona juga berimbas pada kelangsungan agenda ekspansi IKAN. Johan bilang, perusahaan memutuskan untuk menunda sementara penyelesaian pembelian dan instalasi mesin pembekuan dan pendinginan hasil perikanan di Gorontalo.

“Karena kejadian covid ini pergerakan modal dan pergerakan tenaga kerja yang dibatasi untuk sementara kita pending dulu pekerjaan atau instalasi di daerah sana,” ujar Johan.

Baca Juga: Potensi Keuntungannya Memang Tinggi, tapi Masuk ke Saham Pendatang Baru Butuh Nyali

Untuk diketahui, agenda ekspansi  pembelian dan instalasi mesin pembekuan dan pendinginan hasil perikanan di Gorontalo merupakan bagian dari rencana penggunaan alokasi dana hasil penawaran umum atawa initial public offering (IPO) perusahaan

Rencananya, dari dana yang dikantongi yang  sebesar Rp 39,99 miliar,  6,84% di antaranya untuk pembelian dan instalasi mesin pembekuan dan pendinginan hasil perikanan  di Gorontalo dan 13,83% lainnya untuk di Jakarta. Johan bilang, penyelesaian proyek  pembelian dan instalasi mesin pembekuan dan pendinginan hasil perikanan akan kembali dilanjutkan setelah kondisi membaik. 

Ke  depan, IKAN juga masih memiliki visi untuk membangun miniplant yang dekat di sumber-sumber bahan baku produksi di wilayah Timur dan Barat Indonesia. Johan beralasan, kedua wilayah  tersebut memilik potensi sumber daya perikanan yang baik. “Beberapa daerah sudah kita lakukan feasibility studies dan sudah kita pelajari seberapa besar potensi perikanan di sana,” ujar Johan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×