kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.638   15,00   0,09%
  • IDX 8.096   25,06   0,31%
  • KOMPAS100 1.117   1,95   0,17%
  • LQ45 785   1,28   0,16%
  • ISSI 285   0,96   0,34%
  • IDX30 412   0,53   0,13%
  • IDXHIDIV20 468   1,26   0,27%
  • IDX80 123   0,22   0,18%
  • IDXV30 133   0,70   0,53%
  • IDXQ30 129   -0,11   -0,08%

ESDM Buka Suara Soal Stop Ekspor Emas Demi Penuhi Pasar Domestik


Jumat, 03 Oktober 2025 / 08:25 WIB
ESDM Buka Suara Soal Stop Ekspor Emas Demi Penuhi Pasar Domestik
ILUSTRASI. Indonesia diketahui masih melakukan ekspor emas padahal di saat yang sama Antam melakukan impor guna memenuhi pasar domestik


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menanggapi usulan Komisi VI DPR yang meminta pemerintah menghentikan sementara ekspor emas untuk memenuhi kebutuhan domestik, khususnya pasokan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) ESDM Tri Winarno mengatakan, pihaknya masih mengkaji opsi tersebut. Pasalnya, kebijakan penghentian ekspor tidak bisa diambil secara gegabah karena menyangkut mekanisme perdagangan hingga potensi penerapan pajak.

"Yang ekspor nanti kita coba lihat nanti. Siapa saja yang ekspor. Terus mekanisme apakah. Kalau misalnya nanti biayanya seperti apa? Apakah impor ada tax, ekspor ada tax? Atau seperti apa? Nanti yang menguntungkan kan artinya yang menguntungkan itu seperti apa?," kata Tri ditemui di Kantor BPH Migas, Kamis (2/10/2025).

Permintaan penghentian ekspor emas sebelumnya disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR Andre Rosiade dalam rapat dengan direksi Antam.

Baca Juga: Besaran Bea Keluar Ekspor Batubara dan Emas Akan Diumumkan Agustus 2025

Andre menilai, kebutuhan dalam negeri harus diutamakan mengingat Antam masih bergantung pada impor emas untuk menutup kekurangan pasokan.

Diberitakan KONTAN sebelumnya, Antam mengungkap masih memenuhi kebutuhan emas dalam negeri melalui impor dari Singapura dan Australia.

Direktur Utama Antam Achmad Ardianto mengungkap, dalam setahun, perusahaan masih mengimpor kurang lebih 30 ton emas.

"Mungkin 30-an ton (per tahun)," ungkap Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR RI, di Jakarta, Senin (29/9/2025).

Lebih detail, saat ini Antam mendapatkan emas dari beberapa sumber. Yang pertama, berasal dari Tambang Emas Pongkor yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan produksi hanya 1 ton per tahun.

"Saat ini satu-satunya (tambang emas Antam) ada di Pongkor Pak, itu produksinya cuma 1 ton setahun," tambah Achmad.

Baca Juga: DPR Usulkan Bea Keluar Ekspor Batubara dan Emas Ikut Fluktuasi Harga Global

Yang kedua, sumber emas Antam berasal dari buyback atau proses penjualan kembali emas yang sebelumnya telah dibeli dengan kapasitas mencapai 2,5 ton.

"Jadi emas-emas masyarakat yang dulu dibeli di Antam, kemudian butuh cash, dijual kembali ke Antam, itu menjadi sumber bagi kami untuk dicetak dengan versi yang baru. Itu cuma 2,5 ton, dalam 1 tahun dapat-nya. Jadi kita masih shortage banyak," jelas dia.

Yang ketiga, berasal dari tambang-tambang emas di luar Antam. Yang kemudian dibeli dan dimurnikan melalui smelter atau pabrik pemurnian mereka di Pulogadung, Jakarta Timur.

Achmad menjelaskan, beberapa emas mentah yang diambil contohnya berasal dari PT Indo Muro Kencana dan PT Nusa Halmahera Minerals (NHM).

"Ada beberapa perusahaan, seperti Indo Muro, kemudian juga NHM, dan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menambang emas, mereka memurnikan di Antam, kemudian kita menawarkan (untuk dibeli)," ungkapnya.

Sayangnya, sumber ketiga ini terkendala dari tidak adanya kewajiban tambang-tambang emas di luar Antam atau tambang emas swasta untuk menjual emasnya ke Antam.

"Itu kalau emas-nya boleh dibeli sama Antam. Mereka mau menjualnya ke Antam. Soalnya, adalah tidak ada aturan yang mewajibkan mereka (pemilik tambang emas swasta) untuk menjual ke Antam," jelas Achmad.

Yang keempat, berasal dari impor emas batangan dari Singapura dan Australia melalui perusahaan ataupun lembaga yang terafiliasi dengan London Bullion Market Association (LBMA).

Baca Juga: Intip Dampak Rencana Kebijakan Bea Keluar Ekspor untuk Emiten Komoditas Emas

"Dari semua perusahaan ataupun lembaga yang terafiliasi dengan LBMA, selalu perusahaan-perusahaan terafiliasi. Sumber ada tiga, Bullion bank atau bank emas, refinery, maupun trader," kata dia.

Dalam paparannya, Achmad menjelaskan total dari seluruh tambang emas di Indonesia memiliki potensi produksi 90 ton emas per tahun. Namun, tidak semua bisa terserap untuk kebutuhan Antam, karena bersifat Business-to-Business (B2B).

Achmad menambahkan, sepanjang tahun ini kebutuhan emas dalam negeri di target mencapai 45 ton. Naik dibandingkan periode penjualan Antam sepanjang tahun 2024 lalu yang sebesar 42 ton.

Adapun, melalui 4 sumber emas di atas, Antam dapat memenuhi kapasitas kebutuhan emasnya hingga 40 ton tahun ini.

"Jadi kapasitas kita 40 ton, dan syukur Alhamdulilah, masyarakat makin meningkat kesadaran dan kebutuhannya," ungkap dia. 

Selanjutnya: Bukan Orang Asing, Bjorka Si Hacker 4,9 Juta Nasabah Bank Ternyata Pemuda Asal Sulut

Menarik Dibaca: IHSG Berpotensi Tertekan, Apa Sentimennya? (3/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×