kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.294   -14,00   -0,09%
  • IDX 6.703   -46,28   -0,69%
  • KOMPAS100 987   -10,27   -1,03%
  • LQ45 763   -7,18   -0,93%
  • ISSI 209   -1,99   -0,94%
  • IDX30 395   -4,65   -1,16%
  • IDXHIDIV20 477   -4,92   -1,02%
  • IDX80 111   -1,16   -1,03%
  • IDXV30 117   -1,29   -1,09%
  • IDXQ30 130   -1,77   -1,34%

ESDM: Program B50 hingga B100 Butuh Lahan Baru hingga 4,6 Juta Ha


Selasa, 25 Februari 2025 / 06:25 WIB
ESDM: Program B50 hingga B100 Butuh Lahan Baru hingga 4,6 Juta Ha
ILUSTRASI. Pekerja memeriksa kualitas buah sawit di sebuah tempat jual beli tanda buah segar (RAM) di Desa Purnama Dumai, Riau, Sabtu (18/1/2025). Harga tandan buah segar (TBS) sawit di daerah tersebut mengalami penurunan drastis sejak pertengahan Januari 2025, anjlok dari Rp2.800 per kg menjadi Rp2.200 per kg dipengaruhi oleh masa trek atau penurunan hasil panen akibat perubahan cuaca ekstrem serta adanya pembatasan pembelian TBS sawit petani oleh sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS) di daerah itu. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/rwa.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyatakan bahwa perluasan lahan perkebunan sawit diperlukan untuk memenuhi target mandatori bahan bakar nabati berbasis sawit, mulai dari campuran 50% (B50) hingga 100% (B100).

"Ke depan, kami melihat bahwa program B50, B60, hingga B100 akan membutuhkan tambahan lahan untuk memastikan ketersediaan bahan baku," ujar Yuliot di Kantor DPD, Senin (24/2).

Baca Juga: B40 Resmi Diluncurkan, Kementerian ESDM Targetkan B50 pada 2026

Selain itu, ia juga menyoroti potensi pemanfaatan kebun sawit milik masyarakat dan koperasi sebagai sumber bahan baku untuk mendukung kebijakan mandatori biodiesel tersebut.

"Ada kebun-kebun masyarakat dan kebun koperasi yang berpotensi untuk didorong sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan implementasi biodiesel, termasuk hingga ke tahap B100," tambahnya.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, pemerintah menargetkan implementasi B50 pada tahun 2026, hanya setahun setelah penerapan B40 yang dijadwalkan mulai berjalan pada 3 Januari 2025.

Baca Juga: Ada Program B50, Pabrik Biodiesel Baru bakal Bertambah

Secara rinci, kebutuhan bahan baku sawit untuk program biodiesel ini adalah:

  • B50: 17,9 juta ton sawit dengan kebutuhan lahan 2,3 juta hektare (ha).
  • B60: 21,5 juta ton sawit dengan kebutuhan lahan 3,5 juta ha.
  • B100: 35,9 juta ton sawit dengan kebutuhan lahan 4,6 juta ha.

Selanjutnya: Investasi Hilirisasi Energi Butuh US$ 618 Miliar

Menarik Dibaca: Simak 4 Penyebab Anda Sulit Fokus dan Konsentrasi, Terlalu Banyak Kerja?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×