kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Ada Program B50, Pabrik Biodiesel Baru bakal Bertambah


Selasa, 17 Desember 2024 / 17:58 WIB
Ada Program B50, Pabrik Biodiesel Baru bakal Bertambah
ILUSTRASI. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut ada potensi penambahan pabrik biodiesel untuk mendukung program mandatori pencampuran biodiesel terutama untuk B50, serta bauran yang lebih tinggi ke depannya.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut ada potensi penambahan pabrik biodiesel untuk mendukung program mandatori pencampuran biodiesel terutama untuk B50, serta bauran yang lebih tinggi ke depannya.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan semakin bertambahnya bauran biodiesel maka potensi bertambahnya pabrik biodiesel juga akan semakin besar.

"Kalau kita mau naik ke B50 berarti tambah pabrik, jadi potensi tambah pabrik baru," kata Eniya saat ditemui usai acara Dialog Stakeholder EBTKE 2024 di Jakarta, Selasa (17/12).

Baca Juga: Daftar Taipan Pendukung Kebijakan B40: Sinarmas, Wilmar, Permata Hijau, Damex Agro

Eniya menjabarkan saat ini Indonesia sudah siap untuk menyambut penerapan B40 yang akan dimulai 1 Januari 2025 mendatang. Targetnya akan disalurkan 15,161 juta kiloliter (kl) biodiesel untuk memenuhi mandatori ini. 

"Untuk B40, sebesar 15,161 juta kl itu menggunakan kapasitas pabrik (biodiesel) eksisting yang sekarang ada," tambah dia.

Eniya menambahkan, saat ini dari seluruh pabirk biodiesel yang beroperasi di Indonesia, kapasitas produksi yang digunakan baru menyentuh 81%.

"Jadi masih ada jeda 19% karena kapasitas total (produksi) itu 19 juta kL. Kita menggunakan (untuk B40) anggaplah 15,62 juta kL," katanya.

Terkait penambahan pabrik biodiesel, Eniya bilang, pada tahun 2025 Kementerian ESDM telah mencatat adanya penambahan satu pabrik baru di kawasan Dumai, Provinsi Riau.

"Kemarin sudah komisioning sudah diperiksa, dipastikan dia ikut," jelasnya.

Ditemui di tempat berbeda, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika juga menyebut potensi bertambahnya pabrik biodiesel tahun depan. Meski begitu, dia menyebut kapasitas biodiesel untuk B40 saat ini masih tercukupi.

"Kalau untuk yang sekarang kapasitas produksi (biodiesel) masih cukup. Iya (potensi tambah pabrik), ada beberapa, tapi datanya perlu dicek," ungkapnya saat ditemui usai acara Konferensi Pers Paket Stimulus Ekonomi di Gedung Kemenko Perekonomian Jakarta, Senin (16/12).

Meski begitu, Putu memberi catatan bahwa bertambahnya pabrik biodiesel memiliki skema berbeda dari investasi hilirisasi sawit lainnya.

"Skemanya memang agak berbeda, karena harus dihitung keseimbangan untuk pangan, energi dan lainnya," tambahnya.

Sebelumnya dalam catatan Kontan, menurut Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), pabrik-pabrik biodiesel di Indonesia dikuasai oleh beberapa perusahaan seperti Wilmar Grup, Sinarmas Grup, Apical Grup, Musim Mas Grup.

Baca Juga: Kementerian ESDM Bidik Pemanfaatan Biodiesel 12,5 Juta kL pada 2025

Berdasarkan data per tahun 2022, terdapat 32 pabrik biodiesel dengan nilai investasi untuk membangun pabrik yang juga bervariasai, diantaranya adalah sebagai berikut:

Wilmar Grup:

1. PT Multi Nabati Sulawesi - US$ 32,62 juta.
2. PT Multimas Nabati Asahan - US$ 48,64 juta.
3. PT Wilmar Bioenergi Indonesia - US$ 158,13 juta.
4. PT Wilmar Nabati Indonesia - US$ 109,34 juta.

Sinarmas Grup:

1. PT Sinarmas Bio Energy - US$ 111,678 juta.
2. PT Smart Tbk - US$ 59,67 juta.

Damex Agro Grup:

1. PT Darmex Biofuels - US$ 57,63 juta.
2. PT Bayas Biofuels - US$ 85 juta.

Lalu, Apical Grup melalui PT Kutai Refinery Nusantara dengan nilai investasi US$ 65,64 juta. Serta Musim Mas melalui PT Musim Mas yang memiliki pabrik biodiesel di Medan dan Batam dengan nilai investasi US$ 31,34 juta dan US$ 172,36 juta. 

Baca Juga: Menilik Peluang dan Tantangan Industri Kelapa Sawit Mendukung Energi Terbarukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×