kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.534   -79,00   -0,48%
  • IDX 6.950   51,34   0,74%
  • KOMPAS100 1.008   7,23   0,72%
  • LQ45 780   5,22   0,67%
  • ISSI 222   2,06   0,94%
  • IDX30 404   2,40   0,60%
  • IDXHIDIV20 476   1,29   0,27%
  • IDX80 114   0,81   0,72%
  • IDXV30 116   0,68   0,59%
  • IDXQ30 131   0,04   0,03%

ExxonMobil obral aset di Aceh


Rabu, 10 Agustus 2011 / 09:38 WIB
ExxonMobil obral aset di Aceh
ILUSTRASI. Sejumlah komoditas akan diperdagangkan dengan harga yang atraktif pekan ini, salah satunya adalah nikel.


Reporter: Fitri Nur Arifenie, Petrus Dabu | Editor: Edy Can

JAKARTA. Dengan alasan tidak ekonomis lagi, ExxonMobil akan menjual saham sejumlah anak usahanya yang beroperasi di Nangroe Aceh Darussalam. Perusahaan migas asal Amerika Serikat ini akan menjual saham Mobil Exploration Indonesia, ExxonMobil Oil Indonesia, dan Mobil LNG Indonesia Inc. Selama ini, ketiga perusahaan ini bergerak di bisnis gas dan liquefied petroleum gas (LNG)

Berdasarkan keterangan tertulis ExxonMobil, kemarin (8/8), perusahaan ini akan melepas 100% saham di Blok B dan North Sumatera Onshore. ExxonMobil juga menjual 30% saham PT NGL Arun.

Saat ini, ExxonMobil sedang menawarkan aset-aset tersebut. Jurubicara ExxonMobile, Jeffrey Wibowo, menolak menyebutkan total nilai penjualan aset tersebut. "Ini baru tahap awal, kalau sudah sudah ada negosiasi dan dapat izin dari pemerintah, baru kami keluarkan," tuturnya.

Dalam siaran persnya, ExxonMobil menyatakan, pertimbangan utama penjualan aset-asetnya itu adalah kontribusi kinerja ketiga anak usahanya itu terhadap pendapatannya. Kesimpulan ExxonMobil, aset itu sudah tidak ekonomis lagi.

Gde Pradnyana, Jurubicara Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), menyatakan, ExxonMobil sudah menyampaikan niatnya kepada BP Migas seminggu lalu. "Dia juga mengatakan bahwa dengan melepas Aceh maka terbuka peluang bagi perusahaan lain untuk mengelola dan memaksimalkan nilai ekonomi blok tersebut," kata.

Ada dugaan bahwa latar belakang langkah ExxonMobil tersebut adalah isi putusan pengadilan banding Amerika Serikat, Juli 2011 lalu. Putusan banding itu membolehkan gugatan perdata terhadap ExxonMobil, sebagai buntut tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di wilayah operasi ExxonMobil di Aceh. Sebagai catatan, pada tahun 2000-2001 ada tuduhan penyiksaan dan pelecehan oleh tentara Indonesia yang mengamankan perusahaan tersebut.

Namun Jeffrey menolak asumsi tersebut. "Itu spekulasi, kami tidak mau berkomentar soal itu," ujarnya.

Kontrak akan habis

Meski menjual sebagian asetnya di Aceh, ExxonMobil belum berniat melepas aset lainnya di Indonesia. Menurut Gde, ExxonMobil tetap mempertahankan kepemilikannya di Blok Cepu, East Natuna, serta proyek gas metana batubara di Kalimantan.
Gde menambahkan, potensi ladang gas di Aceh sebenarnya masih bagus. Blok ini menghasilkan gas sebanyak 215 juta kaki kubik per hari di tahun 2010.

Kepala BP Migas, Priyono, berharap, berharap calon pembeli aset ExxonMobil adalah perusahaan nasional. "Pertamina, Medco, Bakrie atau Star Energy," katanya.

Namun, Pertamina rupanya belum berminat. "Sampai saat ini belum tertarik, fokus kami tidak ke situ," ujar M Harun, Vice President Corporate Communication Pertamina.

Lagi pula, lanjutnya, masa kontrak ExxonMobil di Aceh sudah habis. "Kalau tidak salah sampai 2014, kalau kontraknya habis akan kembali ke pemerintah," ungkapnya. Pertamina lebih suka menunggu sampai saat itu tiba karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk membelinya.

Saat ini PT Arun NGL hanya mengoperasikan dua unit kilang dari enam unit yang ada. Total produksinya 35 kargo atau dua juta ton LNG per tahun. Tahun ini, kilang ini hanya akan mengirimkan 29 kargo LNG, turun daripada 39 kargo tahun 2010.

Pemerintah malah menugaskan Pertamina untuk memodifikasi kilang itu menjadi terminal penerima LNG. Sebab, cadangan gas di kedua blok gas di Arun diperkirakan habis di tahun 2014-2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×