kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.706.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.340   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.618   86,45   1,32%
  • KOMPAS100 963   10,57   1,11%
  • LQ45 753   6,24   0,83%
  • ISSI 204   3,07   1,52%
  • IDX30 391   2,33   0,60%
  • IDXHIDIV20 475   7,20   1,54%
  • IDX80 109   1,13   1,05%
  • IDXV30 113   2,27   2,05%
  • IDXQ30 129   1,02   0,80%

FIPGB: Keberadaan HGBT Mampu Menarik Investasi Masuk ke Indonesia


Minggu, 13 Oktober 2024 / 18:56 WIB
FIPGB: Keberadaan HGBT Mampu Menarik Investasi Masuk ke Indonesia
ILUSTRASI. Seorang petugas keamanan berjalan di dekat pipa transmisi gas usai pengelasan pertama pipa gas di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (30/9/2024). Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membangun pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang tahap II sepanjang 245 km dengan anggaran APBN sebesar Rp2,7 triliun yang ke depannya dapat dimanfaatkan untuk melayani industri di KIT Batang dan jaringan gas rumah tangga. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/aww.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) menilai, keberadaan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dapat menjadi fakfor kunci untuk menarik investasi langsung di sektor manufaktur Tanah Air.

Sebagai informasi, baru-baru pabrik kaca lembaran KCC Glass asal Korea Selatan beroperasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT Batang) dengan nilai investasi mencapai Rp 4 triliun.

KCC Glass juga memiliki komitmen investasi Rp 8 triliun untuk ekspansi berikutnya di KIT Batang.

Baca Juga: Ini Kisi-Kisi Aturan Baru Penerima Kebijakan Harga Gas Murah untuk Industri

Selain KCC Glas, produsen kaca lainnya yaitu Xinyi Glass Holding Ltd asal China juga membenamkan investasi senilai US$ 700 juta di KEK JIIPE Gresik, Jawa Timur.

Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Yustinus Gunawan mengatakan, masuknya investasi baru dari kedua perusahaan asing tadi tidak lepas dari adanya kebijakan HGBT.

Berkat harga gas industri yang murah, para pelaku usaha dapat menjalankan proses produksinya secara efisien, sehingga mereka mampu menghasilkan produk yang berdaya saing dan kompetitif di pasar domestik maupun pasar ekspor.

Baca Juga: Dorong Kinerja, PGAS Bakal Menjaga Pasokan Gas Domestik

FIPGB pun menganggap HGBT merupakan bentuk komitmen atas janji pemerintah mendatangkan lebih banyak investasi sektor manufaktur ke Indonesia.

Komitmen ini juga diperkuat dengan pengambilalihan proyek pipa transmisi gas bumi Cisem II dari Batang menuju Cirebon dan Kandang Haur Timur yang mana proyek ini sepenuhnya dibiayai oleh APBN senilai Rp 2,7 triliun.

Dalam catatan Kontan, proyek pipa transmisi Cisem II yang membentang sepanjang 245 kilometer ini akan selesai pada Februari 2026 mendatang. Proyek seperti ini tentu dapat memantik minat investor untuk berekspansi di kawasan industri Pulau Jawa 

Baca Juga: PMI Manufaktur Anjlok, Menperin: Belum Ada Kebijakan Signifikan untuk Industri

Tidak hanya itu, rencana penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Gas Bumi juga sangat dinantikan para pelaku usaha atau investor karena berkaitan erat dengan keberlanjutan program HGBT.

"Investor sedang wait and see dan sekarang was-was karena belum terdengar lagi progres PP tersebut setelah tiga bulan berlalu," ujar Yustinus, Minggu (13/10).

Selain itu, FIPGB juga meminta kendala pasokan gas di hulu segera diatasi sehingga para pelaku usaha tidak perlu dikenakan Alokasi Gas Industri Tertentu (AGIT) oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

Selama ini, para pelaku usaha dikenakan harga gas yang jauh lebih mahal ketika pemakaian melampaui kuota.

Baca Juga: Suplai Gas ke Industri Berkurang, PGN: Diharapkan Kembali 60% di September 2024

Penerapan AGIT justru menjadi pertanda bahwa PGN telah menggerogoti janji pemerintah terkait penetapan HGBT.

"Padahal pasokan gas untuk HGBT sudah melalui perhitungan produksi dan dukungan fiskal," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×