kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Frekuensi milik Axis jadi incaran operator


Rabu, 13 November 2013 / 06:40 WIB
Frekuensi milik Axis jadi incaran operator
ILUSTRASI. Saham sektor konstruksi diprediksi akan menguat pada kuartal ini. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dua bulan terakhir, para petinggi PT XL Axiata Tbk harap-harap cemas. Mereka sedang menanti keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) soal rencana mengakuisisi PT Axis Indonesia.

Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur XL Axiata berharap keputusan ini bisa keluar secepatnya supaya tuntas akhir tahun ini. Maklum, keputusan menteri merupakan salah satu syarat pengambilalihan Axis sesuai dengan conditional sales purchase agreement (CSPA) senilai US$ 865 juta.

"Kami sudah melengkapi dokumen," katanya kepada KONTAN, Senin (11/11). Keputusan Menteri Tifatul Sembiring yang ditunggu menyangkut kepastian jumlah frekuensi yang bakal diperoleh XL setelah mengakuisisi Axis. Sebab, dalam akuisisi ini, aset terbesar yang diincar XL adalah frekuensi Axis.

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kominfo, Muhammad Budi Setiawan bilang, tim teknis telah selesai membahas dan memberikan beberapa opsi kepada Menteri Kominfo. "Kami sudah mengirim rekomendasi pada Menteri. Kini tinggal menunggu keputusan Menteri," tuturnya.

Apa saja opsi itu? Pertama, tidak ada frekuensi yang ditarik pemerintah. Kedua, frekuensi selebar 5 MHz di 2,1 GHz ditarik sehingga XL-Axis punya 20 MHz di kanal 3G dan 30 MHz di kanal 2G. Ketiga, frekuensi selebar 5 MHz di 2,1 GHz dan 5 MHz di 1,8 GHz ditarik, sehingga XL-Axis punya 20 Mhz di 3G dan 25 MHz di 2G.

Sampai berita ini turun, KONTAN belum mendapatkan penjelasan Tifatul Sembiring. Hanya saja, keputusan yang tak turun-turun ini tak lepas dari persaingan bisnis. Maklum, beberapa perusahaan pesaing XL juga mengincar tambahan frekuensi. Indosat, misalnya, membutuhkan tambahan frekuensi 3G (2,1 GHz). Telkomsel mengincar frekuensi 2G (1,8 GHz).

"Kami meminati pita frekuensi 1.800 MHz dengan lebar 10 MHz karena jumlah pelanggan kami kian banyak," kata Adita Irawaty, Vice President Corporate Communication Telkomsel.

Nonot Harsono, Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), menyatakan, opsi paling ideal adalah menarik frekuensi 2,1 Ghz milik Axis. "Jika tidak dikembalikan, XL-Axis bakal jadi superpower," ucapnya.

Tanpa ada yang ditarik, XL-Axis punya pita selebar 25 MHz di kanal 2,1 GHz, Telkomsel 15 MHz, Indosat memiliki 10 MHz, dan Tri memiliki 10 MHz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×