Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat perusahaan plat merah sedang membentuk Indonesia Battery Holding (IBH). Secara paralel, penjajakan kerja sama terus dilakukan dengan calon mitra dari China dan Korea Selatan. Kesepakatan antarpihak ditargetkan bisa terjalin awal tahun depan.
IBH tersebut nantinya terdiri dari PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), holding pertambangan BUMN Inalum (MIND ID), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). CEO MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan, holding tersebut akan menggarap industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.
Saat ini IBH memang belum secara resmi terbentuk dalam suatu perusahaan khusus. Namun, Orias menyampaikan bahwa masing-masing anggota sudah bisa melakukan penjajakan kerja sama sesuai dengan penugasan yang diamanahkan oleh Kementerian BUMN. Anggota holding baterai pun terbuka untuk membentuk joint venture (JV) atau menggandeng mitra dari dalam negeri maupun asing, pada setiap rantai bisnis (value chain) industri baterai.
"Kami terbuka untuk mitra domestik maupun asing masuk ke dalam JV, yang dapat dibentuk dengan mitra pada setiap value chain yang terintegrasi sejak tambang sampai baterai," terang Orias dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VII, Senin (7/12).
Baca Juga: Kejar target bauran EBT 23%, Pertamina kebut proyek-proyek energi baru terbarukan
Saat ini, ada dua perusahaan electric vehicle (EV) battery global yang sedang melakukan penjajakan kerja sama yakni konsorsium CATL asal China, serta LG Chem Ltd dari Korea Selatan. Untuk CATL, pembahasan kerjasama sedang dilakukan bersama ANTM. Kesepakatan awal (MoU) pun sudah diteken.
Sedangkan untuk LG Chem, penjajakan sudah dilakukan melalui ANTM dan Badan Koordinasai Penanaman Modal (BKPM). Namun negosiasi lanjutan akan dikerjakan oleh Pertamina. "Jadi CATL akan lanjut negosiasi dengan Antam, untuk LG Chem negosiasinya dipimpin oleh Pertamina. Ini pembagian tugas, sesuai arahan Menteri BUMN supaya bisa berjalan dengan cepat rencana untuk holding baterai ini dan kerjasama dengan mitra-mitra asing," jelas Orias.
Targetnya, skema kerja sama dengan calon mitra yakni konsorsium CATL dan LG Chem bisa rampung di awal 2021. "Diharapkan awal tahun depan bisa ada kesepakatan dengan calon mitra dan di dalam value chain baterai ini, baik tambang sampai dengan battery pack dan masuk sampai ke pada daur ulangnya, bisa sepakati. Jadi ini yang disiapkan, dan negosiasi berjalan terus dengan masing-masing pihak," terang Orias.
Baca Juga: Penetrasi kendaraan listrik, holding BUMN baterai listrik dibentuk
Paralel dengan itu, tim percepatan pembentukan holding baterai terus berjalan. Tim yang dibentuk Menteri BUMN Erick Thohir tersebut diketuai oleh Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahajana.
Direktur Utama ANTM Dana Amin mengatakan bahwa holding baterai ini dipersiapkan untuk menghadapi tren dunia menuju energi bersih, salah satunya melalui industri kendaraan listrik berbasis baterai. Dana bilang, aset pertambangan nikel yang dimiliki ANTM cukup untuk memasok bahan baku dalam industri baterai kendaraan listrik tersebut.
"JV industri baterai ini memang dimulai dengan kepemilikan aset tambang nikel yang ada di Antam. Aset tambang nikel Antam cukup untuk kita gunakan membawa Indonesia masuk ke industri mobil listrik," kata Dana.
Menurut Dana, kerjasama dengan CATL dan LG Chem sudah tepat lantaran keduanya merupakan produsen utama baterai listrik global. "Proses negosiasi sedang berlangsung dan memerlukan dukungan semua pihak supaya awal tahun depan bisa kita dapatkan progres yang signifikan," kata dia.
Baca Juga: Gaya Abadi Sempurna bekerja sama membangun stasiun penukaran baterai dengan Oyika
Asal tahu saja, JV di holding baterai ini dapat dibentuk dengan mitra asing maupun domestik pada setiap rantai bisnis. Metode untuk pembentukan JV bisa diajukan secara langsung oleh BUMN atau anak perusahaan BUMN dengan Indonesia Battery Holding.
Kata Orias, komposisi kepemilikan di Indonesia Battery Holding masih dibahas. Kemungkinan, masing-masing BUMN yang terlibat akan mendapat porsi 25%. "Sampai pertemuan terakhir, masing-masing 25%, tapi ini masih bergerak," tutup Orias.
Baca Juga: Antam (ANTM) bangun rantai pasok industri lithium battery dengan konsorsium CATL
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News