kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Gara-gara corona, permintaan bahan baku desinfektan melonjak tajam


Jumat, 13 Maret 2020 / 18:39 WIB
Gara-gara corona, permintaan bahan baku desinfektan melonjak tajam
ILUSTRASI. Pekerja menyemprotkan desinfektan di Stasiun Gambir, Jakarta. Waspada corona, permintaan bahan baku kimia desinfektan melonjak tajam. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan permintaan handsanitizer (anti septic) dan desinfektan mendorong lajunya suplai bahan baku produk tersebut. Untuk itu diperkirakan impor bahan kimia yang menjadi bahan baku produk pembersih tersebut meningkat tajam.

Erwin Taufan, Sekjen Badan Pengurus Pusat (BPP) Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) mengatakan kondisi tersebut semakin tercermin lewat banyaknya aksi borong kedua produk di pasaran. "Apalagi ada program penyemprotan masjid yang digagas pemerintah, tentu kebutuhan bahan kimia ini jadi tinggi," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (13/3).

Baca Juga: Pasien melonjak, pemerintah tambah tempat uji spesimen virus corona

Mengenai nilai pasti impor produk tersebut, GINSI mengaku belum dapat data yang detil. Namun menurut Erwin, dari kabar pelaku usaha impor di lapangan, permintaan bahan kimia sebagai bahan baku pembersih badan dan benda mati itu mengalami peningkatan sampai 30%.

Sebagai barang berupa bahan kimia khusus, memang banyak persyaratan yang diterapkan dan ijin ketat dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Tak jarang, kata Erwin, pelaku usaha impor menjadi pemain dadakan sebagai suplaier bahan kimia ini.

Mengenai asal negara penyedia bahan baku tersebut, sebagian besar berasal dari China. Kondisi wabah corona kali ini diakui Erwin belum menghambat pasokan dan ketersediaan bahan kimia tersebut.

Namun memang secara umum impor dapat mengalami tantangan besar jika wabah ini masih berkepanjangan. "Apalagi barang modal untuk bahan baku di Indonesia 40%-50% nya itu masih impor dari China," terang Erwin.

Baca Juga: Fundamental rupiah tergerus kepanikan penyebaran wabah corona

Sementara itu perusahaan distribusi bahan kimia, PT Lautan Luas Tbk (LTLS) mengakuu bahwa akhir-akhir ini ada peningkatan penjualan untuk bahan baku desinfektan.

"Untuk penjualan bahan baku disinfectant, memang secara quantity meningkat. Namun tidak ada dampak signifikan di performance Lautan Luas secara keseluruhan, ujar Eurike Hadijaya, Investor Relations Manager LTLS kepada Kontan.co.id, Jumat (13/3).



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×