Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Dirut Garuda Indonesia (GIAA) minta aturan protokol penerbangan dilonggarkan
Sesuai dengan surat edaran Gugus Tugas Nomor 5 tahun 2020, masyarakat diberi pilihan untuk menggunakan tes polymerase chain reaction (PCR), rapid test atau surat keterangan bebas gejala influenza jika di wilayahnya tidak tersedia fasilitas PCR dan rapid test.
Menurutnya, tidak semua wilayah mempunyai alat PCR. Dengan keterbatasan tersebut, nantinya masyarakat yang membutuhkan jasa transportasi penerbangan akan kesulitan memenuhi syarat-syarat yang diperlukan. “PCR tidak ada di semua tempat, rapid test juga tidak di semua tempat,” kata Irfan.
Oleh karena itu Irfan menyampaikan bahwa pihak Maskapai Garuda Indonesia berencana menyiapkan rapid test Covid-19 bagi penumpang yang akan melakukan penerbangan.
“Filosofinya, orang yang naik pesawat itu sehat, karena itu kita menyaring dan Gugus Tugas juga sudah mensyaratkan orang tidak boleh melakukan perjalanan kalau belum punya rapid test,” katanya.
Dalam menyambut tatanan normal baru, Garuda juga tengah menyiapkan protokol pelayanan baru. Seperti pemakaian face shield dan masker oleh awak kabin dan peningkatan sterilisasi alat makan dalam kabin.
Baca Juga: Siap-siap, dokumen perjalanan penumpang pesawat akan dicek lewat aplikasi digital
Ke depan, minuman dalam pesawat hanya akan disediakan dalam bentuk botol bersegel untuk menghindari penggunaan gelas dan wadah makan lainnya.
Selain itu, tidak ada lagi bacaan dalam bentuk fisik seperti brosur, majalah, dan koran di dalam pesawat. Sebagai gantinya akan disediakan bacaan dalam bentuk digital. Upaya tersebut menjadi salah satu cara untuk menghindari penularan Covid-19 terhadap penumpang.
“Dari pihak Garuda berpikir untuk mencari face shield, kalau pakai masker tidak ketahuan orang bicara atau tidak, senyum atau tidak. Ini mengenai interaksi,” kata Irfan.
Pihak Garuda Indonesia juga akan melakukan perubahan terhadap kursi penumpang dan diberi jarak. “Kita sepakat dengan jarak, kursi tengah akan kita kosongkan. Kalau masyarakat tidak aman akan jarak tapi dengan naik Garuda semua rasa kelas bisnis,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News