kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,87   8,56   0.94%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gejolak politik membuat investasi pariwisata turun


Kamis, 09 Oktober 2014 / 10:38 WIB
Gejolak politik membuat investasi pariwisata turun
ILUSTRASI. Suasana rest area saat arus balik libur Lebaran 2023 di tol Cipali, Jawa Barat, Selasa (25/4).


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Berakhirnya perhelatan pemilu di negeri ini tak kunjung mendongkrak investasi asing untuk masuk, seperti di sektor pariwisata. Malah, di sisa semester kedua tahun ini, geliat bisnis pariwisata makin sepi.

Salah satu pemicunya tak lain karena adanya polemik politik yang tak berkesudahan. "Di semester kedua ini kami belum tahu karena banyak perkembangan politik kemungkinan ada investor yang wait and see," kata Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin (6/10).

Dengan kondisi ini, realisasi investasi di sektor pariwisata masih belum bisa menyamai hasil di tahun-tahun sebelumnya. Tanpa memerinci angka, mantan Menteri Perdagangan ini cuma memperkirakan pertumbuhan investasi sektor pariwisata maksimal sama dengan tahun lalu.

Yang jelas, pertumbuhan investasi pariwisata di Indonesia mengalami penurunan signifikan sejak 2012. Kala itu nilai investasi pariwisata yang berhasil diraih sebesar US$ 870 juta. Namun secara perlahan jumlah tersebut menurun menjadi US$ 602,65 juta pada 2013 dan terus tergerus menjadi hanya US$ 256 juta saja di semester I 2014.

Pebisnis pariwisata mengakui kondisi ini. Yanti Sukamdani, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) malah memprediksi, minat investor asing di bidang pariwisata baru bisa terjadi setelah pelantikan Presiden pada 20 Oktober nanti. 

Dengan situasi politik saat ini yang terjadi adalah para investor yang ingin menanamkan modalnya masih menunggu kondisi politik di dalam negeri menjadi stabil. "Saya pikir ini mulai agak stabilnya baru pertengahan tahun depan," katanya ke KONTAN.

Salah satu sektor bisnis pariwisata yang mengalami penurunan adalah perhotelan. Kata Yanti, selain didasari karena situasi politik yang kurang kondusif, penurunan tersebut juga disebabkan karakteristik dari bisnis hotel. 

Sebab untuk membangun hotel jelas butuh waktu, berkisar antara 12 bulan sampai 18 bulan. Sehingga realisasi investasi pariwisata belum bisa dihitung tahun ini, tapi paling cepat tahun depan. Kemungkinan nilai investasi asing di pariwisata pada tahun ini bisa turun dari tahun lalu.

Saat ini, masih cukup banyak investor yang tengah membangun gedung hotel. Misalnya di Jakarta ada sekitar 15 hotel yang masih tahap konstruksi.  "Ini masih under going dan ada yang baru buka 2017," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×