Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Geo Dipa Unit Patuha mencatatkan kinerja operasional tanpa adanya kecelakaan kerja selama lebih dari 6,5 juta jam sejak tahun 2014. General Manager Geo Dipa Unit Patuha, Ilen Kardani, mengatakan bahwa GeoDipa memang berkomitmen terhadap aspek Keamanan dan Keselamatan Kerja.
Atas capaian tersebut, Geo Dipa Unit Patuha diganjar sejumlah penghargaan.
“Pada tahun 2022 lalu, GeoDipa Unit Patuha berhasil mendapatkan beberapa penghargaan di bidang K3LL, yaitu safe working hours selama 6.052.478 jam, PROPER Hijau, Subroto Award, Penilaian SMK3 PP50, Sertifikasi ISO 14001:2015, penghargaan Gubernur Jawa Barat P2K3 Kategori Platinum, dan penghargaan lainnya,” kata Ilen, Sabtu (15/7).
Di Patuha, Geo Dipa telah PLTP Unit 1 di Patuha dengan kapasitas terpasang atau installed capacity 60 MW. Selain Patuha, Geo Dipa juga telah mengoperasikan PLTP di Dieng Unit 1 dengan installed capacity 60 MW.
Baca Juga: Geo Dipa Energi (GDE) Kaji Berbagai Opsi Pendanaan Eksternal, Termasuk IPO
Saat ini Geo Dipa sedang melakukan pengembangan untuk unit 2 di Dieng dan Patuha dengan kapasitas masing-masing sebesar 60 MW. Selain itu, GeoDipa juga mendapat penugasan dari pemerintah untuk melakukan pengusahaan panas bumi di WKP Candi Umbul Telomoyo dengan potensi sebesar 54 MW dan WKP Arjuno Welirang dengan potensi sebesar 230 MW.
Direktur Operasi dan HSSE GeoDipa, Supriadinata Marza, mengatakan bahwa energi panas bumi merupakan sumber energi yang dapat diandalkan penting dalam menjamin ketahanan dan keamanan energi nasional.
Panas bumi, lanjutnya, juga bisa menjadi base load, karena bisa beroperasi selama 24 jam dan tidak terpengaruh kondisi.
“Untuk mendukung dan menjamin ketahanan energi, panas bumi dapat diandalkan. Bicara ketahanan energi, mandiri energi, ya geothermal. Karena tidak adal lagi biaya untuk transportasi seperti batubara, tidak ada lagi ketergantungan terhadap harga jual komoditas seperti batubara dan migas,” katanya.
Senada dengan Rio, General Manager GeoDipa Unit Patuha, Ilen Kardani, turut menjelaskan bahwa produksi listrik yang dihasilkan oleh PLTP lebih stabil. Hal ini dikarenakan PLTP tidak terkendala dengan intermitensi.
Baca Juga: Pengamat: Kebijakan Kelistrikan Perlu Diubah untuk Dorong Pembangkit EBT
“Panas bumi dapat beroperasi secara berkelanjutan serta mendukung pencapaian target Net Zero Emission,” kata Ilen.
Sedikit informasi, Indonesia berada di kawasan ring of fire dan menyimpan 40% cadangan panas bumi dunia. Berdasarkan data Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total potensi energi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 23,7 GW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News