kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.344.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi Banyak Tantangan, Indonesia Baru Bisa Penuhi 20% Bahan Baku Susu Dalam Negeri


Senin, 27 Mei 2024 / 10:39 WIB
Hadapi Banyak Tantangan, Indonesia Baru Bisa Penuhi 20% Bahan Baku Susu Dalam Negeri
ILUSTRASI. Produk susu cair UHT dari Ultrajaya. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan susu di Indonesia mengalami perubahan signifikan. Jika sebelumnya masyarakat lebih memilih susu bubuk dan susu kental manis, kini konsumsi susu cair Ultra High Temperature (UHT) dan pasteurisasi semakin diminati.

Penjualan susu PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) menunjukkan kenaikan signifikan setiap tahun. Saat ini, produsen susu merek Ultra Milk dan Ultra Mimi ini menguasai 50% pangsa pasar produk minuman UHT dalam kemasan karton aseptik.

ULTJ mencatatkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 8,27%. Pada 2013, pendapatan Ultrajaya sebesar Rp 3,46 triliun, dan pada 2023 pendapatan ULTJ telah mencapai Rp 8 triliun.

Sepanjang 2023, penjualan minuman UHT menghasilkan pendapatan bersih Rp 8,22 triliun, naik 8,8% year on year (YoY) dari Rp 7,55 triliun pada 2022. Ke depan, ULTJ melihat potensi pasar susu UHT tetap prospektif.

Baca Juga: Ultrajaya (ULTJ) Siap Lanjutkan Kinerja Positif pada 2024

Namun, peningkatan permintaan susu cair belum diimbangi dengan ketersediaan bahan baku dalam negeri. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat hanya sekitar 20% bahan baku susu yang bisa dipasok dari dalam negeri. 

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, menyatakan bahwa tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia saat ini sebesar 16,9 kg per kapita per tahun setara susu segar.

Menurutnya, jumlah ini perlu ditingkatkan untuk bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. "Peluang peningkatan konsumsi susu di Indonesia masih sangat besar, membuat investor berlomba-lomba meningkatkan investasi di industri pengolahan susu," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (24/5/2024).

Namun, diperlukan langkah untuk menjaga ketersediaan bahan baku. Minimnya bahan baku susu dalam negeri disebabkan laju pertumbuhan produksi susu segar domestik rata-rata hanya 1% dalam 6 tahun terakhir, tidak sebanding dengan pertumbuhan kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu yang tumbuh rata-rata 5,3%.

Baca Juga: Pemerintah Akan Terapkan Cukai Minuman Berpemanis, Begini Tanggapan Ultrajaya (ULTJ)




TERBARU

[X]
×