kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga ayam anjlok, DPR sorot kinerja Ditjen Peternakan Kementan


Kamis, 16 April 2020 / 18:17 WIB
Harga ayam anjlok, DPR sorot kinerja Ditjen Peternakan Kementan
ILUSTRASI. Peternak memberi pakan di salah satu peternakan ayam pedaging (Broiler) di Blitar, jawa Timur, Jumat (8/3/2019).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Komisi IV DPR mendesak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengevaluasi kinerja Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita karena dinilai kurang efektif dalam mengurus tata niaga perunggasan dan industri.

Ketua Komisi IV DPR Sudin mengatakan, persoalan dalam tata niaga perunggasan adalah anjloknya harga ayam. Persoalan tersebut dibahas bersama Perhimpunan Insan Perunggasan Indonesia (Pinsar) pada awal April 2020 lalu.

Baca Juga: Harga telur ayam mulai stabil, setelah sebulan rontok

"Perhimpunan Insan Perunggasan Indonesia mengusulkan, mereka meminta memberhentikan Dirjen PKH (I Ketut Diarmita) karena dianggap tidak mampu bekerja dengan baik," katanya saat memimpin rapat virtual bersama Mentan, Kamis (16/4).

Saat ini, harga ayam di tingkat peternak sekitar Rp 13.000 -14.500 per kilogram (kg). Sementara biaya produksi berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 tahun 2020 diatur sebesar Rp 19.000 - Rp 20.000 per kg.

"Tidak ada koordinasi yang baik antara Dirjen, Direktur yang dianggap ahli," tegasnya.

Persoalan lain dari peternak unggas yaitu tingginya harga pakan jagung. Harga jagung lokal Rp 4.300 per kg sementara harga jagung impor Rp 3.300-3.700 per kg.

Baca Juga: Emiten Pakan Ternak Tertekan Corona, Begini Rekomendasi Saham CPIN, JPFA, dan MAIN

"Ini harus bersama-sama mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tentu saja tidak pada komunitas perunggasan, namun komunitas pertanian dan produksi pandemik Covid-19," katanya.

Sejak tahun lalu, harga ayam lebih sering di bawah harga produksi sehingga merugi. Harga ayam di tingkat peternak bisa di bawah Rp 10.000 per kg sementara ongkos produksi bisa mencapai sekitar Rp 18.000.

Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko mengatakan, pemerintah harus melakukan gebrakan serius untuk menyelamatkan peternak ayam dari ancaman gulung tikar.

Baca Juga: Industri Daging Olahan Juga Terbebani Pandemi Corona (Covid-19)

Ia menilai, momen puasa dan Lebaran belum bisa mendongkrak kelesuan sektor peternakan ayam.

"Untuk pulih masih 2-3 bulan lagi. Dalam 3 minggu kedepan kondisinya masih berat. Dengan kondisi seperti ini pengusaha UMKM bakal gulung tikar, yang bertahan hanya pengusaha besar. Sementara peternak ayam di Indonesia hampir 80 persen levelnya UMKM," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×