Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Sejumlah asosiasi peternak unggas mendatangi kantor Menteri Perdagangan untuk melakukan demonstrasi damai terkait anjloknya harga ayam.
Pada pekan ini, harga ayam di tingkat peternak anjlok rata-rata Rp 13.000 per kilogram (kg)-Rp 14.000 per kg.
Harga tersebut jauh dibawah rata-rata ongkos produksi sebesar Rp 17.000 per kg hingga Rp 18.000 per kg.
Ketua Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) Sigit Prabowo penurunan harga ayam disebabkan kelebihan pasokan.
Ia menghitung rata-rata kebutuhan ayam domestik 48 juta ekor hingga 50 juta ekor per minggu. Namun, rata-rata produksi ayam mencapai 72 juta ekor per minggu.
"Ketimpangan antara produksi dan konsumsi ini menimbulkan over supply dan para pemain besar melakukan perang harga," ujar Sigit kepada KONTAN, Kamis (18/2).
Penurunan harga ayam sudah mulai terasa pada pekan lalu. Sigit bilang harga rata-rata ayam pekan lalu berada di kisaran Rp 15.000 per kg - Rp 16.000 per kg.
Namun, pada pekan ini di wilayah Jawa Tengah dan DIY harga ayam bahkan jatuh dikisaran Rp 11.000 per kg.
Jatuhnya harga ayam tak terlepas dari perang harga yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar.
Seperti diketahui ada sejumlah perusahaan besar yang bergerak di industri ayam. Antara lain, PT Charoen Pokphand Jaya Farm, PT Japfa Comfeed Indonesia, PT Sawtwa Borneo, PT CJ-PIA (Cheil Jedang Superfreed) dan sejumlah perusaaan besar lainnya.
Salah satu dari perusahaan besar ini malah ada yang menguasai 50% pangsa pasar unggas. Nah bila terjadi perang harga di atara perusahaan besar karena over supply, maka para peternak kecil yang menjadi korbannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News