Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini
SINGAPURA. Menurut laporan Duxton Asset Management Pte, harga beras dunia bakal naik tiga kali lipat dalam 18 bulan kedepan. Hal itu diprediksi akan terjadi lantaran seretnya pasokan beras dunia karena bencana banjir yang melanda beberapa negara pengekspor beras, termasuk Thailand. Padahal, permintaan beras dunia makin meningkat.
Kondisi ini bakal menyebabkan krisis pangan yang lebih parah dari pada tahun 2008, yang waktu itu sampai memicu kerusuhan di negara-negara miskin. "Harga gandum dan jagung waktu itu ikut merangkak naik," kata Ed Peter Direktur Utama Duxton Asset Management.
Menurut data Asosiasi Eksportir Beras Thailand, harga beras putih kelas B dari Thailand pada Mei 2008 mencapai puncaknya di angka US$ 1.038 per ton. Harga gandum minggu lalu berada di angka US$ 551 per ton naik 15% sejak akhir Juni 2010.
Kementerian Koeprasi dan Pertanian Thailand menghitung, bencana banjir yang kerap melanda Thailand dalam lima dekade kebelakang, akan memicu penurunan produksi beras kasar sebanyak 7% dari 70% total produksi beras negara. Akibat cuaca buruk, Vietnam dan Pakistan pun kerap mengalami gagal panen.
Laporan dari Departemen Pertanian AS menyebutkan stok beras dunia pada akhir penjualan 2010-2011 sebanyak 94,26 juta ton, lebih rendah 1,2% dari target. Harga beras di Chicago Board of Trade hari ini melonjak 37% di angka US$ 13,99 per pon. Kenaikan sebesar itu terhitung sejak akhir Juni 2010, mengalahkan kenaikan harga emas, tembaga dan minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News