kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Harga Gas Murah Diyakini Bakal Kerek Industri dan Jaring Investasi Baru


Jumat, 24 Januari 2025 / 11:20 WIB
Harga Gas Murah Diyakini Bakal Kerek Industri dan Jaring Investasi Baru
ILUSTRASI. Kemenperin mengapresiasi rencana pemerintah melanjutkan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk sektor industri dan kelistrikan. KOMPAS/IWAN SETIYAWAN


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi rencana pemerintah melanjutkan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk sektor industri dan kelistrikan.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Taufiek Bawazier mengatakan, kepastian harga gas murah untuk industri memberikan kepastian bagi industri eksisting maupun calon investor.

"Kita mengapresiasi, harga itu sudah cukup murah dan yang diminta (industri) adalah keberlanjutan. Kecukupan (pasokan) karena investor kan mau melihat bahwa ada suplai yang berkelanjutan," ungkap Taufiek, Kamis (23/1).

Baca Juga: Wamen ESDM Sebut Harga Gas Industri akan Lebih Rendah dari Harga Gas Bahan Bakar

Taufiek menjelaskan, kisaran harga gas diproyeksikan kisaran US$ 6 hingga US$ 6,5 per MMBTU. Menurutnya, berapa pun harga yang nanti dikenakan, tentunya telah dihitung secara kompetitif.

Taifk menambahkan, kepastian implementasi HGBT untuk lima tahun ke depan turut memberikan jaminan kepastian investasi bagi calon investor.

Adapun, kuota sektor industri pada tahun ini diproyeksikan mencapai sekitar 27,3% dari total alokasi volume gas bumi yang akan disalurkan.

Meski demikian, nilai ini diproyeksikan mengalami perubahan secara dinamis bergantung pada kehadiran investasi-investasi baru.

"Investor baru seperti yang membangun polisilika untuk kaca, untuk sel surya, pabrik kaca itu kan juga butuh gas. Harus ada spare, jangan sampai investor baru nyari (gas murah) gak ada," pungkas Taufiek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×