kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga internasional turun, volume ekspor kopi merosot


Selasa, 06 Desember 2011 / 07:49 WIB
Harga internasional turun, volume ekspor kopi merosot
ILUSTRASI. Promo J.CO 8-15 Januari 2021 menawarkan beli satu gratis satu J.Coffee Drip. Dok: Instagram J.CO.


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Edy Can

JAKARTA. Menjelang akhir tahun, kinerja perdagangan kopi di pasar internasional tak begitu bergairah. International Coffee Organization (ICO) menunjukkan, volume perdagangan kopi pada Oktober kemarin hanya mencapai 7,1 juta kantong atau setara dengan 426.551 ton. Angka ini turun 3,65% dari volume perdagangan September yang sebanyak 7,37 kantong atau 442.712 ton.

Lesunya perdagangan kopi juga tecermin dalam menurunnya ekspor kopi dari Indonesia. ICO mencatat, volume ekspor kopi dari Indonesia selama Oktober hanya mencapai 475.000 kantong atau 28.500 ton. Jumlah ini merosot 5% dari volume ekspor bulan September yang sebanyak 452.000 ton atau 27.120 ton.

Meski menurun, namun total ekspor kopi dari Indonesia selama tahun kopi mulai 1 November 2010 hingga 31 Oktober 2011 mencapai 6,05 juta kantong atau 363.411 ton. Jumlah ini naik 2,72% dari ekspor di tahun kopi sebelumnya yang sebanyak 5,89 juta kantong atau 353.659 ton.

Suyanto Husein, Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mengatakan, volume ekspor pada akhir tahun kopi yang menurun disebabkan produksi di negara penghasil kopi hampir selesai. Selain itu, saat ini harga kopi di dalam negeri cenderung lebih mahal ketimbang di pasar ekspor. “Karena produksi tahun ini memang tidak begitu bagus, barang sulit didapat dan harga di dalam negeri lebih tinggi,” kata Suyanto kepada KONTAN, Senin (5/12).

Sepanjang November silam, harga rata-rata kopi di ICO mencapai US$ 192,66 per pon. Satu pon setara dengan 0,45 kilogram (kg). Harga ini melorot 16,6% dari harga rata-rata tertinggi pada April yang menyentuh US$ 231,24 per pon.

Meski ekspor melorot, namun Rachim Kartabrata, Sekretaris Eksekutif AEKI memandang, angka ini masih lebih tinggi dari perkiraan pengusaha. Pengusaha sempat beranggapan, ekspor kopi tahun ini cuma mencapai 300.000 ton, atau turun 25% dari ekspor tahun lalu yang sebesar 400.000 ton. “Tapi kami perkirakan ekspor bisa mencapai 350.000 ton. Jadi hanya turun sekitar 50.000 ton dari tahun lalu," kata Rachim.

Dia menjelaskan, rata-rata ekspor kopi Indonesia mencapai 410.000 ton per tahun. Jika tahun depan cuaca membaik, Rachim berharap ekspor bisa lebih tinggi dari tahun ini. Namun jika curah hujan tinggi, ia memprediksi ekspor kopi setara tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×