Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga kakao dunia yang melemah menekan nilai ekspor kakao Indonesia pada Juli 2025. Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia (Dekaindo) Soetanto Abdullah mengatakan, penurunan harga membuat sebagian pedagang dan industri penggiling (grinders) menahan pembelian karena khawatir harga masih akan terus turun.
“Nilai ekspor turun bukan karena volume menurun, tapi karena harga yang melemah. Namun jika kondisi ini berlanjut, penurunan permintaan dari grinders bisa menekan volume ekspor ke depan. Saat ini demand di Asia sudah turun sebanyak 16,3%,” jelas Soetanto kepada Kontan, Kamis (9/10/2025).
Baca Juga: Harga Kakao Global Anjlok, Eksportir Indonesia Tahan Ekspor
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor biji kakao Indonesia pada Juli 2025 mencapai US$ 7,6 juta, turun sekitar 5% dibandingkan Juni yang sebesar US$ 8,0 juta. Penurunan nilai ini terjadi meski volume ekspor naik dari 1,00 juta kg menjadi 1,23 juta kg.
Adapun data BPS menunjukkan kinerja produk turunan kakao justru bergerak positif pada Juli 2025. Ekspor lemak kakao melonjak dari 8,09 juta kg pada Juni menjadi 12,40 juta kg pada Juli, dengan nilai ekspor meningkat dari US$ 143,89 juta menjadi US$ 227,48 juta.
Ekspor bubuk kakao pun naik stabil dari 10,82 juta kg pada Juni menjadi 12,11 juta kg pada Juli, dengan nilai ekspor meningkat dari US$ 67,32 juta menjadi US$ 77,24 juta.
Sementara itu, ekspor pasta kakao turun tipis dari 3,47 juta kg pada Juni menjadi 3,37 juta kg pada Juli, namun nilainya naik dari US$ 31,04 juta menjadi US$ 33,76 juta
Dekaindo mencatat pasar utama ekspor biji kakao Indonesia adalah Malaysia, Jepang, Uni Emirat Arab, dan Jerman. Sementara lemak kakao banyak dikirim ke India, Belanda, China, Estonia, AS, Australia, Jerman, dan Rusia, dan bubuk kakao ke India, China, Filipina, Mesir, Singapura, dan AS. Untuk produk cokelat diekspor terutama ke Filipina, Thailand, AS, Malaysia, Korea Selatan.
Baca Juga: Ekspor Olahan Kakao Capai US$ 2,4 Miliar, Kemenperin Beberkan Dinamikanya
Ke depan, Dekaindo memperkirakan ekspor kakao hingga akhir 2025 masih stabil seperti tahun sebelumnya.
“Langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional adalah meningkatkan kualitas dan pemenuhan standar internasional,” kata Soetanto.
Ia juga meminta pemerintah terus memberikan dukungan dan insentif bagi petani serta pelaku bisnis kakao agar daya saing ekspor nasional tetap terjaga.
Selanjutnya: Kemenkeu Siapkan Penajaman Dukungan Fiskal untuk Perkuat Iklim Usaha
Menarik Dibaca: 6 Manfaat Kolagen untuk Rambut Sehat dan Kuat, Cari Tahu Yuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News