Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas tambang, terutama batubara yang merangkak naik pada penghujung tahun ini turut mendongkrak Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di subsektor mineral dan batubara (minerba).
Hingga 11 Desember ini, realisasinya sudah memenuhi target. Direktur Penerimaan Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Minieral (ESDM) Johnson Pakpahan menyampaikan, capaian aktual PNBP minerba per hari ini sebesar Rp 32,18 triliun. Jumlah itu setara dengan 102,45% dibandingkan target tahun ini yang dipatok Rp 31,41 triliun.
Selain karena harga komoditas, kepatuhan perusahaan serta pengetatan pada sistem penjualan dan pengapalan barang tambang turut mempengaruhi raihan PNBP di tahun ini. "Kepatuhan perusahaan semakin baik, karena sistem kita semakin ketat dalam mengawasi penjualan dan pengapalan. Setiap pengapalan harus dapat menunjukkan bukti pembayaran royalti, jika tidak kapal tidak akan diijinkan berlayar," jelas Johnson kepada Kontan.co.id, Jum'at (11/12).
Baca Juga: Melihat dampak penciutan konsesi tambang Arutmin pada kinerja Bumi Resources (BUMI)
Adapun, raihan PNBP dari komoditas batubara masih mendominasi. Menurut Johnson, batubara memberikan porsi 75% terhadap PNBP, sedangkan 23% dari komoditas mineral dan 2% berasal dari Iuran tetap. Dia pun memproyeksikan, capaian PNBP hingga tutup tahun akan tembus Rp 34 triliun.
Sebenarnya, raihan PNBP pada tahun ini lebih mini dibanding tahun 2019 lalu, bahkan bisa menjadi yang terendah sejak tahun 2017. Sejak 2017, raihan PNBP minerba selalu melampaui target dan di atas Rp 40 triliun. Sedangkan pada 2019 lalu, realisasi PNBP minerba mencapai Rp 45,59 triliun.
Dalam catatan Kontan.co.id, target PNBP tahun ini sebelum adanya pandemi covid-19 sebenarnya ada di angka Rp 44,34 triliun. Dengan asumsi nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar Rp 14.400 dan Harga Batubara Acuan (HBA) senilai US$ 90 per ton.
Namun mempertimbangkan dampak dari pandemi, target tersebut diturunkan. Adapun, setoran PNBP minerba ini terdiri dari iuran tetap (landrent/deadrent), iuran eksploitasi (royalti) dan penjualan hasil tambang.
Baca Juga: Kurangi energi fosil di pembangkit listrik, begini lima strategi pemerintah
Sebagai penyumbang PNBP terbesar, komoditas batubara memang menghangat di akhir tahun ini. Setelah sempat menyentuh level terendah dan merosot selama enam bulan beruntun, HBA merangkak naik dalam tiga bulan terakhir dan tembus ke level US$ 59,65 untuk bulan Desember.
Dari sisi produksi, realisasinya telah mendekati target tahun ini. Berdasar data dari Ditjen Minerba Kementerian ESDM, realisasi produksi batubara nasional per 10 Desember kemarin berada di angka 514,20 juta ton atau sekitar 93,49% dari target.
Selanjutnya: Naiknya harga batubara akan memudahkan Bumi Resources (BUMI) untuk bayar utang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News