kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga masih tinggi saat panen, Bulog akui permintaan beras meningkat


Rabu, 15 April 2020 / 17:21 WIB
Harga masih tinggi saat panen, Bulog akui permintaan beras meningkat


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim panen sudah dimulai, bahkan diperkirkan puncak musim panen akan berlangsung pada akhir April dan Mei tahun ini. Meski begitu harga beras di tingkat konsumen masih melebihi harga eceran tertinggi (HET).

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, rata-rata harga beras kualitas bawah I pada Rabu (15/4) sebesar Rp 10.900 per kg sementara harga kualitas beras medium I berkisar Rp 12.000 per kg.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh juga mengatakan, berdasarkan pantauan Bulog, harga beras medium di bulan Maret masih di atas Rp 10.000 per kg atau lebih tinggi dari HET yang sebesar Rp 9.450 per kg. Diperkirakan harga beras di April dan Mei nanti pun masih di kisaran Rp 10.000 per kilogramnya.

Baca Juga: Serap lebih banyak gabah, Bulog usul pemerintah beri stimulus dana cadangan

Tri mengakui, meski produksi beras di saat panen raya tergolong besar tetapi permintaan masyarakat juga tinggi.

"Sekarang banyak kepala daerah dan lembaga sosial yang membeli beras Bulog untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam rangka PSBB atau mengantisipasi Covid-19," ujar Tri dalam Webinar Keterjangkauan Beras Bagi Masyarakat Prasejahtera Selama Pandemi Covid-19, Rabu (15/4).

Bahkan, dia juga mengatakan penyaluran beras melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) terus meningkat. Dia mengatakan, sejak Februari sampai saat ini permintaan beras dari melalui KPSH sudah berada di kisaran 5.000 ton hingga 7.000 ton per hari, padahal Kementerian Perdagangan mengamanatkan penyaluran beras melalui KPSH hanya sebesar 2.000 ton per hari.

"Ini yang menarik, ada apa. Musim panen, tetapi KPSH tinggi juga, artinya permintaan cukup tinggi," tutur Tri.

Meski begitu, Tri memastikan pihaknya tetap melakukan penyerapan beras. Tahun ini Bulog menargetkan akan menyerap gabah/beras sebanyak 1,2 juta ton hingga 1,4 juta ton.

Hingga saat ini, Bulog masih memiliki stok beras sekitar 1,4 juta ton yan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Penyebaran beras Bulog paling besar berada di Jawa Timur dengan besar 426.549 ton, DKI Jakarta sebesar 287.544 ton, Jawa Barat sebesar 215.388 ton.

Ada pun, diperkirakan stok beras nasional per 1 April sebanyak 3,4 juta ton, dengan stok Bulog sebanyak 1,48 juta ton, sok di penggilingan 1.2 juta ton dan di pedagang 728.106 ton.

Baca Juga: Perum Bulog targetkan penyerapan beras tahun 2020 sebesar 1,4 juta ton

Dengan total konsumsi nasional mencapai 1,75 juta ton per bulan dan konsumsi penduduk miskin sebesar 161.000 ton per bulan, maka stok beras tersebut dapat memenuhi konsumsi nasional sepanjang 1,95 bulan ke depan atau 21,20 bulan ke depan untuk konsumsi penduduk miskin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×