kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Harga pembelian kedelai petani tetap Rp 7.700/kg


Rabu, 22 Juli 2015 / 16:24 WIB
Harga pembelian kedelai petani tetap Rp 7.700/kg


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) memutuskan harga pembelian petani (HBP) kedelai untuk kuartal III-2015 tetap Rp 7.700 per kilogram (kg). Harga tersebut tidak mengalami perubahan sejak kuartal I-2015 dan kuartal II-2015. Namun bila dibandingkan dengan HBP akhir tahun lalu sebesar Rp 7.600 per kg, naik tipis 1,3%.

Ketentuan itu tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 49/M-DAG/PER/7/2015 tentang Penetapan Harga Pembelian Kedelai Petani Dalam Rangka Pengamanan Harga Kedelai di Tingkat Petani yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemdag Srie Agustina pada 6 Juli 2015.

HBP tersebut berlaku untuk masa panen raya kuartal III-2015 periode 7 Juli 2015 sampai dengan 30 September 2015.

Direktur Eksekutif Asosiasi Kedelai Indonesia (Askindo) Yus'an menilai HBP yang ditetapkan oleh Kemdag sudah pas meski lebih rendah dari usulan petani. "Saya pikir itu sudah bagus untuk kepentingan petani. Mereka ada dorongan untuk menanam kedelai," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (22/7).

KONTAN sebelumnya memberitakan, petani menuntut kenaikan HBP menjadi Rp 10.000 per kg. Kementerian Pertanian (Kemtan) juga mengusulkan kenaikan HBP menjadi Rp 8.400 per kg. Namun, menurut Yus'an, permintaan petani sulit dikabulkan. "Harga kedelai dunia saja tidak setinggi itu," ujarnya.

Askindo memproyeksikan produksi kedelai Indonesia tahun ini mencapai 500.000 ton, tumbuh dari pencapaian tahun lalu sebanyak 300.000 ton. Sayang, Yus'an tidak bisa memberi tahu realisasi produksi hingga paruh pertama tahun ini dengan alasan masa panen di setiap daerah berbeda-beda.

Menurut Yus'an, produksi kedelai tidak bisa tumbuh tinggi mengingat luas lahan yang terbatas. Selain itu, produktivitas juga minim, hanya 1,5 ton per hektare (ha) dibanding Amerika Serikat (AS) yang mencapai 4 ton per ha.

Padahal, kebutuhan kedelai dalam negeri bisa tembus 2,2 juta ton tahun ini. Kekurangan pasokan akan ditutup oleh kedelai impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×