kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hotel Indonesia Natour Catatkan Okupansi Hotel 42,7% di Awal Tahun ini


Selasa, 08 Maret 2022 / 11:22 WIB
Hotel Indonesia Natour Catatkan Okupansi Hotel 42,7% di Awal Tahun ini
ILUSTRASI. Sejumlah pengunjung berada di lobi Hotel Inna Muara Padang, Sumatra Barat.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hotel Indonesia Natour (HIN) melalui anak usahanya yakni PT Hotel Indonesia Group (HIG) yang mengusung nama bisnis komersial Inna Group mencatatkan okupansi hotel selama dua bulan pertama tahun 2022 sekitar 42,7%. Tingkat okupansi tersebut membaik apabila dibandingkan rata-rata okupansi Inna Group secara konsolidasi di sepanjang tahun lalu yakni sekitar 33,5%.

Direktur Utama Hotel Indonesia Natour Iswandi Said mengatakan, industri perhotelan selama periode tahun 2021 sangat berkaitan dengan kegiatan pembatasan.

“Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sangat mengurangi pergerakan dan aktivitas masyarakat. Di samping itu, ada perubahan perilaku konsumen yang cenderung berhemat demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal itulah yang mempengaruhi okupansi hotel-hotel kami,” ujar Iswandi kepada Kontan.co.id, Senin (7/3).

Baca Juga: Bali Bebas Aturan Karantina, Hotel Indonesia Optimistis Sektor Hotel akan Bangkit

Iswandi menambahkan, kondisi sektor hotel diprediksi akan semakin membaik di tahun ini. Pendorongnya adalah berbagai macam kebijakan pariwisata yang memberikan sentimen positif bagi pelaku usaha perhotelan, yakni seperti kebijakan Travel Bubble di Batam dan Bali.

Selain itu, kebijakan untuk menghapus aturan karantina bagi turis asing juga menjadi mendorong naiknya okupansi hotel. Kebijakan uji coba yang mulai diterapkan pada Senin (7/3) tersebut dinilai dapat bangkitkan kembali geliat sektor pariwisata.

“Ini suatu kesempatan untuk pariwisata bangkit lagi. Karena aturan karantina menjadi salah satu pertimbangan bagi turis untuk tidak melakukan perjalanan luar negeri,” kata Iswandi.

Baca Juga: Dorong pemulihan pariwisata, Ini rencana bisnis Holding BUMN Pariwisata

Hanya saja, Iswandi bilang, saat ini masih sulit untuk menakar tingkat okupansi hotel setelah adanya kebijakan bebas karantina. Selain karena kebijakan yang masih baru diterapkan, saat ini masih terjadinya fenomena low season yakni periode dimana kunjungan ke suatu tempat masih sepi.

Oleh karena itu, Iswandi memperkirakan okupansi hotel di bulan Maret, masih akan sama aktivitasnya seperti bulan Januari dan Februari 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×