Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia yang melemah tak otomatis membuat harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri mengalami penurunan. PT Pertamina (Persero) maupun badan usaha swasta penyalur BBM masih belum melakukan penyesuaian harga.
Padahal, menurut Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad, ruang penurunan harga BBM semestinya terbuka lebar di tengah kondisi saat ini.
Baca Juga: Harga minyak dunia anjlok, premi asuransi energi diproyeksi ikut tertekan
Tauhid berpendapat, penurunan harga BBM di saat kondisi ekonomi dan daya beli masyarat tertekan dampak Corona (covid-19) bakal berdampak positif.
"(Dampak penurunan harga BBM) akan besar sekali. Harga BBM turun turut membantu menurunkan tingkat inflasi dan menjadi kompensasi kenaikan harga yang lain," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (22/4).
Namun, Tauhid memahami, kebijakan penurunan harga BBM bukan lah hal yang mudah. Butuh perhitungan cermat dari sisi keekonomian bisnis dan korporasi, khususnya bagi PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bisnis hulu migas serta mengemban penugasan dari pemerintah.
Ia menilai, dengan melihat pergerakan komponen biaya pembentukan serta pelemahan nilai kurs rupiah saat ini, maka penurunan harga BBM tidak akan signifikan sebagaimana harga minyak mentah dunia yang anjlok drastis.
Menurutnya, harga BBM non-subsidi Pertamina paling tidak memiliki ruang penurunan di kisaran 20%-25% dari harga saat ini.
Oleh sebab itu, pemerintah dan Pertamina perlu segera berkonsolidasi pada akhir bulan ini untuk menentukan penyesuaian harga BBM.