kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indofarma tambah dua pabrik baru


Rabu, 09 Mei 2012 / 09:10 WIB
Indofarma tambah dua pabrik baru
ILUSTRASI. Valencia vs Barcelona di Liga Spanyol: Comeback Blaugrana tekuk Los Che 2-3


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rencana merger (regrouping) dengan PT Kimia Farma Tbk, tidak menyurutkan hasrat PT Indofarma Tbk untuk berekspansi. Perusahaan pelat merah ini berencana membangun dua pabrik farmasi lagi di semester kedua 2012. Harapannya, kedua pabrik ini bisa meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan perusahaan di masa datang.

Direktur Utama Indofarma, Djakfarudin Junus menjelaskan, kedua pabrik ini merupakan pabrik percobaan produksi dan pabrik obat tuberculosis (TBC). Junus bilang, sebagai pabrik percobaan, produksi obat perusahaan ini masih kecil volumenya. Harapannya, ini bisa menekan beban pokok penjualan Indofarma. "Dengan pembangunan pabrik percobaan, perusahaan berupaya menekan beban pokok penjualan tiap tahun," kata Djakfarudin, kemarin.

Untuk membangun kedua pabrik ini, Indofarma butuh dana sebesar Rp 45 miliar. Sebagian besar dana ini berasal dari anggaran belanja modal Indofarma tahun ini yang sebesar Rp 100 miliar.

Nantinya pabrik percobaan produksi diproyeksikan untuk melakukan riset pasar terhadap produk Indofarma. Makanya, kapasitas produksi di pabrik ini relatif kecil. Saat ini pembangunan pabrik yang bakal dilakukan secara bertahap masih proses disain.

Selain membangun dua pabrik, Indofarma juga bakal membeli mesin produksi tablet serta mesin injeksi dari Italia. Namun Djakfarudin tidak memerinci lebih lanjut soal nilai dari mesin ini.

Supply Chain Manager Indofarma, Suyatno menambahkan Indofarma sangat memerlukan investasi ini lantaran fasilitas produksi pabrik Indofarma relatif uzur dan perlu peremajaan. Apalagi regulasi industri farmasi di Indonesia relatif cepat berubah.

Misalnya untuk obat tuberculosis yang nantinya diproduksi oleh pabrik baru tersebut akan memenuhi standar nasional dan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Makanya perusahaan membutuhkan alat baru untuk mendukung inovasi produk mereka. "Indofarma perlu melakukan inovasi untuk penyesuaian terhadap regulasi yang ada saat ini," ujarnya.

Indofarma juga berencana membangun obat generik baru akhir semester pertama tahun ini. Sekretaris Korporat Indofarma Ahdia Amini mengatakan pabrik baru ini akan meningkatkan produksi obat generik perusahaan sekitar 100%. Pabrik baru bernilai Rp 300 miliar - Rp 350 miliar ini rencananya akan dibangun di Cibitung, Jawa Barat.

Saat ini, kapasitas produksi obat generik Indofarma mencapai 2,2 miliar tablet per tahun. Nantinya, kapasitas produksi bisa menjadi 4,5 miliar tablet per tahun.

Indofarma memang butuh pabrik anyar ini lantaran kapasitas produksi dua pabrik sudah maksimal. "Kapasitas terpasang dua pabrik sudah tidak cukup," ujar Ahdia.

Kuartal pertama ini, pendapatan Indofarma sebesar Rp 180 miliar atau melesat 52% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 118,8 miliar. Penjualan produk obat memberi kontribusi sekitar Rp 120 miliar di periode ini. Adapun lini usaha lain seperti distribusi memberi kontribusi sekitar Rp 60 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×