kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia andalkan 7 sektor manufaktur ini di 2018


Senin, 11 Desember 2017 / 15:14 WIB
Indonesia andalkan 7 sektor manufaktur ini di 2018


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih menargetkan manufaktur sebagai salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi di tahun 2018. Sejumlah sektor manufaktur masih menjadi sektor unggulan untuk berkontribusi dalam pertumbuhan manufaktur di Tanah Air.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto bilang tahun depan ada tujuh sektor unggulan manufaktur. Yakni, logam dasar, makanan-minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, kimia, farmasi serta elektronika.

Hal tersebut kata Airlangga bukan tanpa alasan, maklum saja, pertumbuhan sektor unggulan tersebut pada kuartal III 2017 mempunyai pertumbuhan cukup tinggi secara year on year. Diantaranya, logam dasar 10,6%, makanan-minuman 9,49%, alat angkutan 5,6%, mesin dan perlengkapan 6,35%, kimia, farmasi serta elektronika diatas 8%.

Untuk itu pertumbuhan industri non migas di tahun 2018 bisa dia targetkan naik hingga 5,67% . Dengan target kontribusi pada Gross Domestic Product (GDP) bisa mencapai 20%.

"Sektor ini keseluruhan masih bergerak dan bertumbuh artinya ada market confident dan industry confident bahwa yang dilakukan pemerintah sudah on the track,"kata Airlangga, Senin (11/12).

Dia bilang pemerintah juga tengah konsentrasi untuk menggenjot sektor manufaktur Indonesia. Lantaran sektor otomotif, elektronik, food and baverages akan menjadi produkyang dikembangkan di ASEAN.

"Dengan demikian komoditasnya bisa didorong lagi value chain-nya bisa dari Indonesia. Kita juga melihat kelemahan dan kekuatan kita,"jelas dia.


Tantangan di 2018

Airlangga menilai tahun depan masih banyak tantangan yang perlu diselesaikan. Ia menyebut beberapa hal untuk perlu diperbaiki.

Pertama, terkait dengan insentif mobil berbasis listrik dan hybrid, serta manufaktur padat karya orientasi ekspor. Kedua, terkait dengan pengembangan inovasi manufaktur.

Ketiga, terkait dengan pengembangan vokasi. "Jadi ini yang sedang kita bahas dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama kita bisa menghasilkan suatu kebijakan,"tukas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×