kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.255   69,00   0,43%
  • IDX 6.901   35,74   0,52%
  • KOMPAS100 1.004   4,88   0,49%
  • LQ45 768   3,99   0,52%
  • ISSI 227   1,02   0,45%
  • IDX30 396   2,65   0,67%
  • IDXHIDIV20 457   1,32   0,29%
  • IDX80 113   0,52   0,46%
  • IDXV30 114   -0,13   -0,12%
  • IDXQ30 128   0,82   0,64%

Indonesia andalkan 7 sektor manufaktur ini di 2018


Senin, 11 Desember 2017 / 15:14 WIB
Indonesia andalkan 7 sektor manufaktur ini di 2018


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih menargetkan manufaktur sebagai salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi di tahun 2018. Sejumlah sektor manufaktur masih menjadi sektor unggulan untuk berkontribusi dalam pertumbuhan manufaktur di Tanah Air.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto bilang tahun depan ada tujuh sektor unggulan manufaktur. Yakni, logam dasar, makanan-minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, kimia, farmasi serta elektronika.

Hal tersebut kata Airlangga bukan tanpa alasan, maklum saja, pertumbuhan sektor unggulan tersebut pada kuartal III 2017 mempunyai pertumbuhan cukup tinggi secara year on year. Diantaranya, logam dasar 10,6%, makanan-minuman 9,49%, alat angkutan 5,6%, mesin dan perlengkapan 6,35%, kimia, farmasi serta elektronika diatas 8%.

Untuk itu pertumbuhan industri non migas di tahun 2018 bisa dia targetkan naik hingga 5,67% . Dengan target kontribusi pada Gross Domestic Product (GDP) bisa mencapai 20%.

"Sektor ini keseluruhan masih bergerak dan bertumbuh artinya ada market confident dan industry confident bahwa yang dilakukan pemerintah sudah on the track,"kata Airlangga, Senin (11/12).

Dia bilang pemerintah juga tengah konsentrasi untuk menggenjot sektor manufaktur Indonesia. Lantaran sektor otomotif, elektronik, food and baverages akan menjadi produkyang dikembangkan di ASEAN.

"Dengan demikian komoditasnya bisa didorong lagi value chain-nya bisa dari Indonesia. Kita juga melihat kelemahan dan kekuatan kita,"jelas dia.


Tantangan di 2018

Airlangga menilai tahun depan masih banyak tantangan yang perlu diselesaikan. Ia menyebut beberapa hal untuk perlu diperbaiki.

Pertama, terkait dengan insentif mobil berbasis listrik dan hybrid, serta manufaktur padat karya orientasi ekspor. Kedua, terkait dengan pengembangan inovasi manufaktur.

Ketiga, terkait dengan pengembangan vokasi. "Jadi ini yang sedang kita bahas dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama kita bisa menghasilkan suatu kebijakan,"tukas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×