kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.290   6,00   0,04%
  • IDX 7.606   72,54   0,96%
  • KOMPAS100 1.082   12,15   1,14%
  • LQ45 800   6,71   0,85%
  • ISSI 254   -0,52   -0,20%
  • IDX30 413   4,37   1,07%
  • IDXHIDIV20 473   6,15   1,32%
  • IDX80 121   0,84   0,71%
  • IDXV30 126   2,02   1,63%
  • IDXQ30 132   1,65   1,26%

Indonesia Kendaraan (IPCC) Tampung Pertumbuhan Kargo Mobil Listrik, BYD Mendominasi


Senin, 11 Agustus 2025 / 07:57 WIB
Indonesia Kendaraan (IPCC) Tampung Pertumbuhan Kargo Mobil Listrik, BYD Mendominasi
ILUSTRASI. Sejumlah truk kontainer melintas di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (25/4/2025). PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) siap menampung potensi pertumbuhan kargo mobil listrik atau Electric Vehicle (EV).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) siap menampung potensi pertumbuhan kargo mobil listrik atau Electric Vehicle (EV). Peluang ini datang seiring ramainya merek mobil listrik yang memacu ekspansi di pasar Indonesia.

IPCC mulai memetik hasil positif pada separuh pertama tahun ini. IPCC menangani kargo EV sebanyak 28.978 unit hingga Juni 2025. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, IPCC baru menangani kargo EV sebanyak 4.197 unit yang mencakup bus truck maupun Completely Built Up (CBU).

Artinya, penanganan kargo EV oleh IPCC melonjak sebanyak 590,44% secara tahunan. Jika dirinci, kargo EV pada semester I-2025  berasal dari sejumlah merek, seperti BYD, Vinvast, Geely, dan AION. 

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Angkut Cuan dari Segmen Mobil Listrik

BYD menjadi kontributor terbesar dengan porsi 66,6% dari total kargo EV yang ditangani IPCC pada semester I-2025. Disusul oleh Vinfast sebanyak 22,2%, Geely sebesar 6,2% dan brand lainnya sekitar 5%.

Aksi terbaru, pada 1 Agustus 2025 lalu IPCC telah menangani kapal berskala besar, Mother Vessel (MV) BYD Zhengzhou yang memiliki kapasitas angkut hingga 7.000 unit kargo.

Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi membeberkan bahwa MV BYD Zhengzhou mengangkut kargo sebanyak 1.922 unit brand BYD ke Indonesia.

"Kapal tersebut menurut informasi diproduksi untuk mendistribusikan kargo BYD untuk wilayah Asia Tenggara, salah satunya Indonesia, dimana saat ini sedang dibangun basis produksi massal di wilayah Subang," ungkap Sugeng kepada Kontan.co.id, Minggu (10/8).

IPCC melihat potensi pertumbuhan dari segmen kargo EV. Upaya pemerintah untuk membangun ekosistem industri kendaraan listrik nasional mendongkrak arus kargo EV, apalagi komitmen ini juga diikuti dengan pembangunan sejumlah pabrik di dalam negeri. 

Baca Juga: Strategi Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Jaga Pertumbuhan Kinerja di atas 15%

Sebagai perusahaan yang fokus pada layanan terminal kendaraan, IPCC memandang prospek penanganan EV sebagai peluang strategis jangka panjang.

Sejalan dengan tren global yang mengarah pada kendaraan ramah lingkungan, serta dorongan dari roadmap pemerintah terkait elektrifikasi transportasi.

Dalam jangka menengah, Sugeng menargetkan terminal IPCC dapat menjadi hub logistik EV yang andal, dengan pelayanan yang sesuai karakteristik khusus kendaraan listrik.

Termasuk dari sisi keamanan baterai, pengaturan suhu penyimpanan serta sistem penanganan yang lebih cermat dan ramah lingkungan.

"Dengan pendekatan ini, IPCC optimistis kontribusi dari penanganan mobil listrik akan semakin signifikan terhadap pertumbuhan bisnis, sekaligus mendukung visi Indonesia menuju transisi energi dan industri hijau," kata Sugeng.

Sugeng memprediksi, penanganan terhadap kargo EV akan mendaki di sisa tahun ini. Dalam siklus logistik kendaraan, baik ekspor maupun impor, biasanya kondisi puncak terjadi pada kuartal keempat, seiring upaya masing-masing brand mencapai target produksi atau penjualan yang belum tercapai pada periode sebelumnya.

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Catat Trafik Operasi Naik 8,7% di Januari 2025

"Melihat tren ekosistem EV yang semakin berkembang dan minat konsumen dalam negeri yang tinggi, harapan untuk pertumbuhan kargo masih potensial akan terjadi. Pastinya ini bisa memberikan dampak positif bagi kinerja IPCC," terang Sugeng.

Secara kinerja konsolidasi, IPCC membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 113,84 miliar pada separuh pertama tahun ini. Laba IPCC meningkat 41,10% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan capaian semester I-2024, yang kala itu sebesar Rp 80,68 miliar.

Laba IPCC melonjak terdongkrak oleh kenaikan pendapatan operasi yang mendaki 15,34% (YoY) dari Rp 360,26 miliar menjadi Rp 415,55 miliar.

Merinci dari laporan keuangan, kontribusi dari pelayanan jasa terminal meningkat 15,93% (YoY) dari Rp 340,96 miliar menjadi Rp 395,28 miliar.

Pelayanan jasa terminal berkontribusi 95,12% terhadap total pendapatan IPCC pada semester I-2025.

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Layani Kapal BYD Zhengzhou Kapasitas 7.000 Unit

Selain itu, pendapatan IPCC didapat dari pelayanan jasa barang sebesar Rp 8,39 miliar dan pelayanan rupa-rupa usaha senilai Rp 11,54 miliar. Masing-masing tumbuh 42,68% dan 135,99% (yoy).

Kinerja IPCC terdongkrak oleh kenaikan kargo ekspor dan impor. IPCC mencatatkan pertumbuhan arus kargo konsolidasi sebesar 10,9% (YoY) atau mencapai 52.562 unit hingga Juni 2025.

Sekadar mengingatkan, IPCC merupakan anak usaha dari PT Pelindo Multi Terminal, subholding dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) di bisnis non-petikemas.

"Kenaikan kinerja IPCC didorong oleh strategi-strategi inovatif dalam optimalisasi, sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal Pelindo Grup," ungkap Sugeng.

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Lirik Peluang dari Lonjakan Kargo Mobil Listrik

IPCC ingin menjaga level pertumbuhan kinerja dobel digit pada tahun ini. "Untuk target pendapatan dan laba bersih kami optimis dapat tumbuh di atas 15%.

Melihat capaian trafik kargo internasional pada semester I-2025 yang tumbuh cukup baik, IPCC yakin dapat memenuhi target 2025 lebih baik dari 2024," tandas Sugeng.

Selanjutnya: Akan Masuk Indeks MSCI, 2 Saham Ini Malah Dijual Investor Asing

Menarik Dibaca: Buka Rekening di Wondr by BNI Kini Bisa Ambil Kartu Debit Fisik di BNI DigiCS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×