kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.466   4,00   0,02%
  • IDX 6.894   62,20   0,91%
  • KOMPAS100 1.000   9,34   0,94%
  • LQ45 774   6,67   0,87%
  • ISSI 220   2,81   1,30%
  • IDX30 401   2,46   0,62%
  • IDXHIDIV20 475   1,62   0,34%
  • IDX80 113   1,02   0,91%
  • IDXV30 115   0,11   0,09%
  • IDXQ30 131   0,72   0,56%

Indonesia Menjadi Basis Produksi Lampu Hemat Energi


Rabu, 18 Maret 2009 / 11:39 WIB
Indonesia Menjadi Basis Produksi Lampu Hemat Energi


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SURABAYA. PT Philips Lighting Indonesia, investor elektronik asal Belanda, serius berinvestasi di Indonesia. Ini mereka buktikan dengan rencana menjadikan Indonesia sebagai basis produksi lampu hemat energi (LHE).

Kemarin (17/3), Philips meresmikan pabrik baru senilai US$ 30 juta di Surabaya, Jawa Timur. Pabrik ini akan menjadi basis produksi Philips di Asia Tenggara. Maklum, dalam dua tahun terakhir Philips sudah menutup beberapa pabriknya di Malaysia, Filipina, dan Venezuela.

Philips mengakui, penutupan beberapa pabrik itu lantaran produknya sudah tidak kompetitif. Philips lantas mengalihkan produksi lampunya ke Indonesia. Selain di negeri ini, Philips juga memiliki pabrik di China.

Philips akan memfokuskan pabrik baru di Surabaya untuk memproduksi lampu neon T-5 yang hemat energi, dengan diameter kecil atau sekitar 1,5 centimeter (cm). "Tahun ini, Philips kembali merealisasikan ekspansi unit produksi lampu neon hemat energi generasi terbaru T5," ujar Chief Executive Officer (CEO) Royal Philips Gerard Kleisterlee, saat peresmian pabrik barunya, Selasa (17/3).

Pabrik baru ini memiliki kapasitas produksi 13 juta unit lampu per tahun. Lampu T5 merek Master ini akan diekspor ke beberapa negara di Eropa. "Pabrik Philips di Surabaya ini merupakan salah satu pabrik yang paling kompetitif di dunia. Ini merupakan pabrik Philips yang penting di Asia," ujar Gerard.

Philips memperluas pabriknya di Surabaya secara bertahap. Tahun lalu, Philips memperluas unit produksi glass bulb dan tube senilai US$ 10 juta. Tahun ini, Philips kembali mengucurkan investasi senilai US$ 10 juta untuk pendirian pabrik tungku gelas. Sedangkan untuk pabrik mesin dan peralatan, Philips masih membutuhkan tambahan modal sekitar US$ 10 juta.

Philips telah telah hadir di Indonesia sejak 1940. Departemen Perindustrian mencatat, Philips sebagai salah satu perusahaan penanaman modal asing yang cukup besar di Indonesia.

Tahun lalu, Philips memproduksi 320,5 juta lampu pijar, 50 juta lampu neon dan hampir 300 juta buah glass bulb dan tube. "Dari hasil produksi lampu pijar made in Indonesia itu, lebih dari 70% diekspor dengan nilai US$ 59 juta ke Asia Pasifik, Eropa, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika," kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris.

Kebutuhan lampu di dunia sangat besar, dan akan terus meningkat. Jadi, sudah sewajarnya jika Philips terus menambah pabrik.

Saat ini, kapasitas terpasang industri lampu di Indonesia lumayan besar. Perinciannya, lampu pijar sebanyak 700 juta, lampu neon sebanyak 244,7 juta dan LHE sebanyak 195 juta per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×