Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. PT Petrokimia Gresik menunjuk konsorsium PT Indonusa Harapan Masa dan PT Adhi Karya Tbk untuk membangun unit pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara di kawasan industri pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik. Arifin Tasrif, Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Holding (Pusri) selaku induk Petrokimia Gresik bilang, pembangunan unit pembangkit tersebut bisa mengurangi penggunaan gas. Pasalnya, lewat pembangkit itu, pabrik pupuk akan memakai batubara sebagai bahan bakar energi.
Menurut Arifin, beroperasinya unit pembangkit batubara tersebut akan dapat mengurangi penggunaan gas sebesar 11,7 juta kaki kubik perhari (mmscfd). "Sehingga bisa menghemat biaya energi sebesar Rp 155 miliar per tahun," katanya kepada KONTAN, Rabu (10/11).
Petrokimia Gresik mengandalkan pinjaman Bank Mandiri untuk menutup 70% dari total nilai investasi pembangkit listrik tersebut. Sisanya, sebesar 30% akan ditutup dari kas internal perusahaan. Nilai investasi untuk membangun unit pembangkit listrik tersebut sebesar US$ 61 juta.
Sebelumnya, Pusri menyatakan berniat mengembangkan usaha untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional. Caranya, Pusri Holdings dan anak usahanya akan membangun empat proyek baru senilai US$ 281,6 juta. Salah satunya adalah pembangkit listrik itu.
Proyek lainnya adalah pabrik Asam Fosfat PT Petro Jordan Abadi dengan total investasi US$ 200 juta, pabrik NPK Fusion Unit 1&2 PT Pupuk Kalimantan Timur dengan nilai investasi US$14,6 juta, dan Desalinasi-Reverse Osmosis Kaltim-I PT Pupuk Kalimantan Timur dengan investasi sekitar US$ 6 juta.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Kurnadi Gularso membenarkan kerjasama perusahaannya dengan Petrokimia. Selain itu, Adhi juga mendapat kontrak pembangunan dermaga di Teluk Lamong dengan nilai investasi Rp 401,49 miliar. "Targetnya rampung Juni 2012," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News