kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri otomotif siap beradaptasi


Minggu, 11 Agustus 2019 / 23:29 WIB
Industri otomotif siap beradaptasi
ILUSTRASI. Pengisian daya mobil listrik


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto

Ia berharap rencana elektrifikasi itu dapat berjalan sesuai dengan rencana. Sebabnya, ini menjadi salah satu cara untuk menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia.

Baca Juga: Perpres Mobil Listrik terbit, Menteri Jonan: Bisa kurangi impor BBM dan langit bersih

Mengenai kendaraan berbahan bakar biodisel Soerjo sapaannya belum mau berbicara banyak. Ia menambahkan, keduanya memiliki prospek berkembang dan tantangannya sendiri-sendiri seperti dari sisi teknologi.

Menurutnya, jika ingin mempopulerkan kendaraan listrik di Indonesia menilai perlu ada manfaat lain yang bisa menarik konsumen. Misalnya biaya parkir, biaya tol, atau biaya sehari-hari lainnya yang diberi insentif.

Terkait target realisasi penjualan di kendaraan listrik ke depan, TAM belum mau membocorkan niatnya. "Yang jelas saat ini kami sudah berjualan H-EV dengan produk Camry, Alphard, dan tren penjualannya sangat bagus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," terangnya.

Baca Juga: Toyota sambut era mobil listrik

Sementara itu, Marketing General Manager Sokonindo Automobile (DFSK) Permata Islam menilai baik kendaraan listrik dan kendaraan berbahan bakar biodiesel akan bisa berjalan selaras.

Perihal Perpres kendaraan listrik, menurutnya manajemen DFSK menyambut positif akan kemauan pemerintah menjalankan kendaraan ramah lingkungan.

"Namun hingga sekarang kami belum mendapat sosialisasi secara resmi tentang Perpres tersebut. Tentunya jika nanti kami mendapatkan surat Keputusan Presiden tersebut, akan kami pelajari dan diskusikan di internal kami," kata Permata.

Baca Juga: Perpres kendaraan listrik terbit, Peugeot bakal bawa mobil listrik

Sedangkan di kendaraan biodisel DFSK juga serius ikut lewat kendaraan pick-up nya. Beberapa saat lalu, DFSK bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah memulai road test penggunaan bahan bakar B30 pada kendaraan bermesin diesel.

Road test penggunaan bahan bakar B30 akan mengajak DFSK Super Cab untuk menempuh jarak 50.000 kilometer (KM). Nantinya DFSK Super Cab akan melewati berbagai jenis kontur jalan, dan melihat sejauh mana efek penggunaan Solar B30.

"Untuk B20 sebelumnya sudah tidak ada masalah. Ini sekarang tinggal tunggu hasil uji B30," kata Permata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×