kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Industri Properti Penting Terapkan ESG Sejak Dini


Kamis, 25 Juli 2024 / 19:40 WIB
Industri Properti Penting Terapkan ESG Sejak Dini
ILUSTRASI. Kawasan hijau di Alam Sutera


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan  lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan atau environmental, social, and governance (ESG) semestinya sudah jadi keharusan di industri properti. Aspek ini memberikan manfaat jangka panjang bagi bisnis pengembang meski tentu membutuhkan ongkos di awal.

Pentingnya menerapkan ESG karena pembangunan berkelanjutan tengah menjadi fokus perhatian masyarakat global saat ini untuk meminimalisir dampak perubahan iklim. Konsumen semakin melirik produk-produk dari perusahaan yang mengimplementasikan konsep ESG.

Dengan menerapkan praktik tersebut, perusahaan dinilai mampu menyeimbangkan antara orientasi profit bisnis dan keberlanjutan lingkungan sosial. Ke depan, komitmen dalam penerapan ESG akan sangat mempengaruhi perkembangan dan masa depan sebuah perusahaan.

Hasil survei suara konsumen tahun 2024 yang dilakukan PWC menunjukkan bahwa konsumen global bersedia membayar 9,7% lebih mahal untuk produk-produk ramah lingkungan meskipun di saat yang sama biaya hidup lebih mahal di tengah tingginya inflasi.

Baca Juga: Mengemban Masa Depan Lewat Komitmen Bangun Properti dan Kawasan Hijau

Menurut Ardiadi Dimastanto, sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia, pasar terbesar dan potensial dalam sebuah proyek properti saat ini adalah Gen Z dan Milenial. Kedua kelompok usia ini memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap produk properti yang mengedepankan keberlanjutan. 

“Mereka cukup detail dalam melihat fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar proyek properti seperti ruang terbuka hijau, ruang interaksi, sarana olahraga untuk jogging dan lainnya,” kata dia dalam acara Elevee Media Talk yang diadakan di Alam Sutera, Rabu (24/7).

Oleh karena itu, ia melihat bahwa pengembang properti saat ini sangat memperhatikan preferensi pada dua kalangan tersebut dalam menghadirkan proyek properti, yani kebutuhan tempat tinggal yang berkelanjutan. Ardiadi menambahkan, saat ini penerapan prinsip ESG bermanfaat untuk nilai investasi.

Menurut Dimas, pengembangan besar di Tanah Air sudah mengimplementasi ESG dengan baik, terutama pengembangan kawasan kota mandiri. Ia melihat tantangannya ada pada pengembang kecil. 

“Susanya adalah di pengembang kecil karena penerapan ESG ini tentu membutuhkan cost besar. Apakah mereka mau mengalokasikan lahannya untuk jadi taman hijau, karena semester tanah sangat berharga terutama di wilayah yang propektif,” kata dia.

Baca Juga: Properti Bersertifikasi Hijau di Indonesia Terus Bertambah, Ini Salah Satunya

Untuk menjawab tantangan itu, kata Dimas, peran pemerintah dibutuhkan.  Menurutnya, perlu ada insentif dari pemerintah agar para pengembang kecil mau mengimplementasikan ESG dengan baik. 
 
Sementara itu, Alvin Andronicus, chief marketing officer (CMO) Elevee Condomium mengatakan, pihaknya menerapkan prinsip ESG tidak sebatas slogan, namun konkret diimplementasikan di lapangan. Perapan ESG juga akan memberikan dampak positif bagi pengembang dan pemilik properti.  “Seperti pengurangan biaya operasional, penghematan penggunaan energi listrik, hingga peningkatan kesehatan dan produktivitas penghuni,” jelasnya.

Dia mencontohkan, di Elevee Condominium setiap unitnya memakai jendela double glass yang mampu mereduksi sinar matahari memasuki ruangan sehingga mengurangi pemakaian AC.

“Elevee juga memiliki fasilitas forest park seluas 4 hektare untuk berbagai aktivitas. Selain itu, Elevee yang merupakan bagian dari Alam Sutera sudah menerapkan konsep yang bersentuhan dengan lingkungan. Seperti adanya kawasan green tunnel hingga management traffic agar menciptakan suasana yang nyaman bagi penghuni,” kata dia.

Baca Juga: Pengembang Harus Mulai Fokus Membangun Properti Konsep Hijau, Ini Alasannya

Lebih lanjut, Dimas membenarkan pengembangan properti skala kota yang menerapkan prinsip ESG membutuhkan dana yang tak sedikit. Namun, ia mengakui prinsip ini akan berdampak pada penjualan pengembang dan bermanfaat untuk konsumen.

“Seperti Alam Sutera sudah sangat advance dalam pengembangannya, dan ini perlu pendanaan besar dalam pengembangannya. Dan sekali lagi saya tegaskan ujungnya selain konsep suistainble development yang dikembangkannya, konsumen pun diuntungkan karena nilai properti akan terus naik,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

[X]
×