kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.453   -85,00   -0,51%
  • IDX 7.076   35,96   0,51%
  • KOMPAS100 1.028   6,62   0,65%
  • LQ45 800   3,84   0,48%
  • ISSI 223   1,41   0,64%
  • IDX30 417   2,19   0,53%
  • IDXHIDIV20 495   4,07   0,83%
  • IDX80 116   0,69   0,60%
  • IDXV30 119   1,84   1,57%
  • IDXQ30 136   0,49   0,36%

Industri semen rebutan bahan baku semen


Kamis, 15 Maret 2012 / 09:24 WIB
Industri semen rebutan bahan baku semen
ILUSTRASI. Bitcoin. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Permintaan semen yang terus merangkak naik ternyata tidak sejalan dengan pasokan bahan baku semen. Alhasil, beberapa produsen semen harus mendatangkan bahan baku dari luar negeri.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Timuryono mengatakan produsen semen yang memiliki pabrik di luar Jawa terpaksa mengimpor klinker, salah satu bahan baku semen. Pasalnya, pasokan klinker dari Jawa sudah habis dipesan pabrik semen yang bercokol di Jawa. "Sehingga pabrik semen di luar Jawa kekurangan klinker dari dalam negeri," katanya, kemarin, tanpa merinci pasokan klinker dalam negeri.

Urip berkata impor klinker tidak banyak, berkisar 1%-2% dari total produksi semen. Kalau target produksi semen tahun ini sebesar 50 juta ton, Urip memperkirakan impor klinker berkisar antara 500.000 ton- 1 juta ton tahun ini. Tahun lalu, dari total produksi semen yang sebesar 47 juta ton, impor klinker sekitar 800.000 ton.

Sekretaris Korporat PT Semen Gresik, Sunardi Prionomurti, menuturkan, sulitnya mendapatkan klinker tidak hanya menimpa perusahaan semen anyar melainkan juga para pemain lama.

Tahun lalu, Grup Semen Gresik membeli 300.000 ton klinker. Sebagian besar untuk pabrik Semen Tonasa, salah satu anak usaha Semen Gresik guna memenuhi pasar semen luar Jawa.

Untuk tahun ini, Semen Gresik masih memerlukan klinker impor. Sunardi memprediksi perusahaan plat merah ini butuh sekitar 40.000 ton klinker. "Kira-kira sekitar itu dari impor," katanya.

Sunardi mengatakan beberapa perusahaan lain juga mengandalkan pasokan klinker impor untuk memenuhi kebutuhan produksi semen.

Pabrik semen tersebut berada di luar Jawa yang kesulitan memenuhi kebutuhan semen dalam negeri. Beberapa perusahaan tersebut adalah pabrik Semen Andalas di Aceh dan Bosowa. "Semen Andalas masih merasakan imbas dari tsunami," ujarnya.

Meski kapasitas produksi semen meningkat, Urip memprediksi tidak seluruh dari semen ini terserap pasar. Padahal, beberapa indikator permintaan semen menunjukan kenaikan.

Misalnya, dari ekspor semen. Urip mengatakan total ekspor semen Indonesia bakal mencapai 1,5 juta ton atau meningkat 50% dari ekspor tahun lalu yang mencapai sekitar 1 juta ton.

Lantas dari dalam negeri, ia menyebutkan, kebutuhan semen untuk pasar lokal juga bakal relatif meningkat. Namun karena beberapa perusahaan semen memperbesar kapasitas terpasang pabrik mereka maka masih ada sisa semen yang tetap tidak terserap pasar lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×