Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
Selain itu, Pretycia juga membahas lebih rinci mengenai strategi efisiensi biaya. Dia memaparkan bahwa strategi efisiensi ini dilaksanakan dengan ketat pada rig yang beroperasi maupun yang tidak beroperasi. “Untuk rig yang tidak beroperasi kami lakukan pengetatan biaya," ujar dia.
"Kemudian untuk rig yang bekerja bagaimana caranya operasi bisa berjalan dengan efisien sehingga biaya semakin bisa ditekan. Tentu saja, kami juga mementingkan kesejahteraan karyawan kami dan aspek keamanan,” tegasnya.
Alhasil, dengan naiknya EBITDA ini otomatis laba kotor APEX juga ingin menanjak. Tercatat, laba kotor naik lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya US$ 7,25 juta di 9 bulan 2020 menjadi US$ 14,96 juta di September 2021.
Setelah dikurangi beban-beban dan pajak, Apexindo mencatatkan laba bersih senilai US$ 2,97 juta dari yang sebelumnya rugi bersih sebesar US$ 14,20 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Sampai dengan September 2021, APEX telah menyerap belanja modal sebesar US$ 13 juta untuk keperluan investasi baru sesuai dengan permintaan klien dalam kontrak dan perawatan berkala seperti dry dock untuk rig off shore.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News