Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Keinginan pemerintah pusat untuk mengambil alih 58,8% saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) milik Nippon Asahan Alumunium (NAA), tampaknya sudah bulat.
Namun, mungkin banyak publik yang belum paham apa keuntungan negara memiliki Inalum dan menjadikannya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan mengungkapkan, Inalum memproduksi aluminium dan bisnis komoditas tambang ini memiliki prospek keuntungan yang sangat besar.
"Bisnis aluminium sangat menguntungkan. Sebab, saat ini kebutuhan aluminium sangat besar untuk pembangunan dan selama ini kebutuhannya kita impor," katanya, Senin (21/10).
Menurutnya, keuntungan lain bagi Indonesia adalah 70% produksi Inalum yang selama ini harus dikirim ke Jepang hal itu tidak akan terjadi lagi. Selain itu, jika sebelumnya Indonesia impor aluminium, ke depan bukan tak mungkin negeri ini bisa menjadi eksportir aluminium.
Bukan cuma itu. Keuntungan lainnya, menurut Dahlan, Inalum juga memiliki pembangkit listrik berkapasitas 600 Megawatt. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berasal dari Danau Toba dan disebut Dahlan memiliki harga yang rendah.
"Misalnya kalau bisnis aluminiumnya tidak lagi menguntungkan, maka listriknya bisa dijual ke PLN," ujar Dahlan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News