kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Ini Strategi Midi Utama (MIDI) Dalam Pendirian Gerai Alfamidi


Kamis, 22 Mei 2025 / 14:25 WIB
Ini Strategi Midi Utama (MIDI) Dalam Pendirian Gerai Alfamidi
ILUSTRASI. Gerai Alfamidi di Palu kembali beroperasi pasca gempa Palu donggala sulawesi tengah sulteng


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Nina Dwiantika

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah perlambatan ekonomi, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) optimis untuk tetap ekspansi di tahun 2025 ini. Pasalnya, daya beli masih ada khususnya untuk pembelian barang pada gerai-gerai ritel di pusat Kota dan daerah yang tidak terkena dampak dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Untuk itu, peritel Alfamidi akan meningkatkan jumlah gerai sebanyak 200 gerai di tahun 2025 ini, gerai akan menyebar pada wilayah pulau Jawa dan luar Jawa. Nantinya, gerai tersebut akan terbagi pada ritel label Alfamidi, Alfamidi Super dan Midi Fresh, dengan porsi peredaran gerai yang terbesar masih dari Alfamidi.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Korporasi Midi Utama Indonesia, Suantopo Po mengatakan, peritel Alfamidi ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,5 triliun untuk tahun 2025. Adapun sekitar 60% dari belanja modal tersebut akan digunakan untuk kebutuhan penambahan gerai di tahun ini, penambahan gudang dan relaksasi gerai.

Di awal kinerja kuartal pertama tahun 2025, MIDI mulai menunjukkan mulai pertumbuhan dengan pendirian 34 gerai. Memang jumlah pendirian gerai ini tidak besar, Suantopo bilang pihaknya belum bisa tancap gas di kuartal pertama ini, karena masih menunggu tenaga kerja untuk proses pembangunan gerai. “Kami akan lebih ekspansi di semester kedua tahun 2025 ini,” kata Suantopo, Kamis (22/5).

Liliek Setiabudi, Direktur Properti dan Development Midi Utama Indonesia menambahkan, jumlah gerai akan terus bertambahn setiap bulannya. Untuk kuartal pertama ini, MIDI telah menambah 34 gerai, kemudian untuk kuartal kedua akan mendirikan 35 gerai lagi, dan di kuartal ketiga akan tambah 52 gerai, sisanya akan dikerjakan pada kuartal terakhir tahun 2025.

Adapun pada Maret 2025 ini, jumlah gera ritel di bawah payung Midi Utama Indonesia sebanyak 2.832 gerai, atau bertambah 23 gerai dibandingkan posisi gerai sebanyak 2.435 unit pada akhir tahun 2024 lalu. Jika dirinci, perusahaan berkode saham MIDI ini memiliki gerai Alfamidi sebanyak 2.397 gerai, Alfamidi Super 68 gerai dan Midi Fresh 4 gerai.

Liliek menambahkan, mayoritas atau hampir 90% gerai yang akan berdiri di tahun 2025 ini masih pada label Alfamidi. Sedangkan, porsi pendirian gerai untuk Alfamidi Super dan Midi Fresh masih minim. “Untuk pendirian gerai Alfamidi Super itu harus cari lokasi yang luas karena butuh luas tanah 600 m2, sedangkan pendirian gerai Alfamidi hanya butuh 300 m2,” terang Liliek.

Semenetara itu, untuk pendirian gerai Midi Fresh masih terbatas, karena operasionalnya harus pada wilayah khusus. Saat ini, MIDI mendirikan MIDI Fresh hanya pada wilayah tertentu yakni di perkantoran , apartemen atau rumah sakit. Di mana ketiga wilayah tersebut memiliki jangka waktu operasional yang terbatas alias tidak 24 jam, sehingga perseroan memutuskan untuk membatasi pendirian gerai berlabel MIDI Fresh.

Tidak dapat dipungkiri, dalam menjalankan operasional gerai akan akan penutupan atau relokasi gerai. Namun, Suantopo bilang biasanya penutupan gerai ini punya banyak pertimbangan, diantaranya lokasi gerai yang tidak potensial karena jumlah penduduk atau pemukiman yang tidak bertambah, ada perubahan alur jalan menjadi satu arah dari sebelumnya dua arah, atau lokasi gerai yang tidak visible.

Sejatinya, Midi Utama Indonesia  akan lebih matang dalam pendirian gerai di tahun 2025. Adapun pendirian gerai akan terbesar pada wilayah Jakarta dan Bodetabek, pulau Jawa dan luar Jawa. Saat ini, posisi terbesar pendirian gerai masih berada di luar pulau Jawa dengan kontribusi 45,1%, disusul untuk pendirian gerai di Jakarta dan Bodetabek sebesar 33,1%, dan sisanya pulau Jawa sebesar 21,8%.

Kontribusi pendapatan

Sejauh ini, Alfamidi masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan perusahaan. Pada akhir tahun 2024 lalu, Alfamidi berkontribusi 87,6% terhadap pendapatan Midi Utama Indonesia, sisanya Alfamidi Super hanya menyumbang 5,5% terhadap pendapatan, dan Midi Fresh hanya 0,1%.

Suantopo menambahkan, pihaknya masih akan mempertahankan pertumbuhan pendapatan dari gerai-gerai Alfamidi. Hingga Maret 2025 ini, perseroan telah meraih pendapatan sebesar Rp 5,51 triliun selama tiga bulan atau tumbuh 15,25% dibandingkan posisi yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp 4,79 triliun.

Dari kinerja pendapatan tersebut, perolehan laba periode berjalan MIDI sepanjang kuartal pertama 2025 ini sebesar Rp 190,37 miliar atau tumbuh 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 158,57 miliar. “Paling tidak, tahun ini kami tumbuh high single digit dari pendapatan dan laba,” kata Suantopo.

Dalam mencapai target tersebut, Midi Utama Indonesia telah menyiapkan strategi, diantaranya memperkuat positioning perseroan sebagai perusahaan ritel multi format yakni Alfamidi, Alfamidi Super dan Midi Fresh, kemudian terus meningkatkan standar dan kualitas pelayanan kepada konsumen, serta mengoptimalkan layanan belanja online melalui  aplikasi Midi Kriing dan juga melalui channel lainnya.

Selain itu, Suantopo menambahkan, pihaknya akan menyediakan produk yang lebih lengkap untuk memaksimalkan area penjualan dan optimalisasi margin dengan harga yang kompetitif, dan melanjutkan strategi pemasaran yang komprehensif.

Sebagai informasi, hingga akhir tahun 2024 Midi Utama Indonesia meraih pendapatan bersih sebesar Rp 19,89 triliun atau tumbuh 14,62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,35 triliun. Sedangkan, perolehan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 5,76% menjadi Rp 546,41 miliar di akhir tahun 2024 dibandingkan posisi Rp 516,66 miliar pada akhir tahun sebelumnya.

Menatap tahun 2025, industri ritel nasional diperkirakan tumbuh stabil dengan proyeksi pertumbuhan omzet sebesar 4,8% - 4,9%. Laju pertumbuhan tersebut lebih lambat karena ada deflasi yang terjadi selama Mei hingga September 2024 dan pelemahan daya beli masyarakat. Kendati demikian, Alfamidi tetap optimis, tantangan seperti inflasi tinggi, daya beli lemah, serta persaingan ketat dijadikan pemacu untuk terus memperkuat layanan.

Selanjutnya: LOPI Fokuskan Strategi 2025 pada Pertumbuhan dan Ekspansi Bisnis Berkelanjutan

Menarik Dibaca: Grand Indonesia Rayakan Hari Jadi ke-16 Lewat Inovasi Mode dan Kolaborasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×