Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 turut mengubah tren belanja offline ke online. Meski begitu, penjualan bagi pebisnis online juga tetap menantang.
Memahami dampak langsung Covid-19 terhadap semua lini bisnis, CEO dan Founder SIRCLO, Brian Marshal menjabarkan tiga contoh kasus dari kliennya, yaitu Ainayya, Nature’s Market, dan This is April.
Dalam contoh kasus ini, terdapat beberapa tips penting bagi para UKM online agar dapat menghadapi wabah COVID-19 dengan upaya optimal:
1. Menjaga kesehatan karyawan dan lingkungan kerja
Seiring dengan pemberlakuan work from home (WFH) dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), setiap pelaku bisnis perlu berpartisipasi untuk memastikan kesehatan karyawan dan keamanan lingkungan kerja.
Baca Juga: Menkop dan UKM sebut e-commerce solusi penjualan UMKM di tengah pandemi corona
Ainayya, brand lokal yang bergerak dalam bidang fashion, ikut memprioritaskan kesehatan dan kebersihan di operasional, dengan memberikan fasilitas di rumah produksi, menyediakan makanan bergizi bagi para karyawan, dan memberikan hand sanitizer serta masker kain yang secara rutin disterilkan.
Sementara Nature’s Market membuat wastafel darurat untuk driver yang melakukan antar-jemput barang, mewajibkan rutinitas cuci tangan, dan mewajibkan karyawan yang menggunakan transportasi umum untuk membawa baju ganti.
2. Memperbaharui stok secara bertahap
Sebagai penyedia produk F&B dan peralatan rumah tangga organik, Nature’s Market berupaya untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan dengan melakukan pelarangan panic buying dan mengeluarkan stok produk secara berkala. Hal ini penting agar semua pelanggan bisa mendapatkan produk yang mereka butuhkan dan menghindari kelangkaan produk tertentu
3. Menumbuhkan koordinasi dan saling percaya antar karyawan
Salah satu isu yang dihadapi oleh semua UKM online adalah cara menjaga alur komunikasi kerja di tengah penerapan WFH. Bekerja dari rumah masing-masing berpotensi menimbulkan kesalahpahaman karena koordinasi yang lebih longgar, dibandingkan ketika bekerja di kantor.
Baca Juga: Aprindo: Penjualan ritel anjlok, gerai pakaian bahkan turun 80% per April 2020