Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Gegap gempita proyek transportasi masal berupa light rail transit (LRT) langsung mendapat perhatian serius dari PT Industri Kereta Api (Inka). Perusahaan pelat merah ini ingin terlibat dan mencicipi fulus dari mega proyek tersebut.
Manajemen PT Inka ingin bergabung dengan proyek transportasi darat ini sebagai penyedia kereta. Nah, untuk bisa merealisasikan rencana ini, salah satu badan usaha milik negara (BUMN) ini akan membuat tempat produksi alias pabrik kereta anyar.
Menurut Heru Sulistiyo, Business Development Senior Specialist PT Industri Kereta Api, pihaknya akan membangun pabrik di Gresik, Jawa Timur. Saat ini, Inka sedang mencari mitra pendanaan. Maklum, kebutuhan dana pembangunan pabrik kereta itu sekitar Rp 1,2 triliun.
Saat ini, Inka sudah punya pabrik kereta di Madiun, Jawa Timur. Pabrik ini biasa membuat kereta penumpang serta barang. "Nanti pabrik Inka di Gresik untuk produksi kereta berpenggerak seperti kereta diesel dan kereta listrik," kata Heru Sulistiyo, Rabu (25/11).
Untuk sementara, Inka belum membuka identitas calon si mitra. Yang pasti, calon mitra yang saat ini masih tahap pembicaraan bisa berasal dari dalam dan luar negeri. Menurut Heru, calon mitra bisnis Inka sudah berkunjung ke calon lokasi pabrik. "Kami pilih mitra kredibel," ucapnya
Pembangunan pabrik ini akan memakai lahan yang dimiliki oleh PT Garam. PT Garam sudah menyiapkan areal 50 hektare (ha) untuk kerjasama sinergi BUMN ini.
Pembangunan pabrik kereta anyar ini membutuhkan waktu pengerjaan hingga satu tahun. Manajemen PT Inka bakal memproduksi kereta secara bertahap. Adapun kapasitas produksi dari pabrik ini bisa membuat 133 kereta berpenggerak per tahun.
Target dapat 10%
Dengan rencana ini, Inka berharap bisa mengikuti tender pengadaan kereta untuk LRT yang sedang bergulir. Yaitu di proyek LRT Jabodetabek, LRT Pemprov DKI Jakarta dan LRT di Palembang. "Kami masih menunggu proses spesifikasi LRT, setelah ada pemenang siapa operatornya, baru kami bisa ikut lelang pengadaan kereta," paparnya.
Ia menghitung bila Inka berhasil menang tender dari proyek tersebut bisa mengantongi kontrak 10% dari masing-masing proyek. Misalnya di proyek LRT Jabodetabek milik Adhi Karya senilai Rp 24 triliun, Inka berharap bisa meraup kontrak Rp 1,2 triliun. Belum dari dua kontrak lainnya.
Sayang, Heru tidak merinci target bisnis Inka tahun ini termasuk tahun depan bila mendapat proyek pengadaan kereta di proyek LRT.
Selama ini produksi kereta buatan Inka banyak dipakai untuk kebutuhan dalam negeri. Porsi pesanan domestik bisa mencapai 70% dan sisanya ekspor 30%.
Perusahaan ini banyak mendapat pesanan kereta dari sesama BUMN juga yakni PT Kereta Api Indonesia (KAI). Misalnya berupa kereta barang, kereta penumpang serta kereta bandara. Sedangkan untuk tujuan ekspor produk kereta INKA sudah tersebar di Bangladesh, Malaysia, Singapura dan Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News