Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen Inpex Masela optimistis proyek LNG Abadi dan pengembangan di Blok Masela bakal terus berlanjut, meski kabar hengkangnya Royal Dutch Shell dari proyek Masela terus santer terdengar.
Acting Corporate Communication Manager Inpex Masela Moch N. Kurniawan memang tidak bersedia untuk memberikan komentar terkait kelanjutan Shell di proyek Masela. Namun, dia memastikan bahwa pihaknya tetap fokus pada pengembangan proyek LNG Abadi tersebut.
"Kami tidak pada posisi menjawab aktivitas komersial dari Shell. Kami tidak bisa berkomentar tentang hal itu. Saat ini kami tetap fokus pada pengembangan proyek LNG Abadi," kata Kurniawan saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (19/7).
Baca Juga: Shell dikabarkan bakal jual PI di Blok Masela, ini kata praktisi dan pengamat migas
Kurniawan yakin, sebagai operator LNG Abadi, pihaknya dapat terus melanjutkan proyek tersebut sesuai dengan plan of development (POD) yang disetujui Pemerintah Indonesia. "Kami yakin bahwa Proyek ini akan terus berlanjut dan kami secara aktif bekerja melaksanakan POD yang disetujui," sambungnya.
Dihubungi terpisah, Vice President External Relation Shell Indonesia Rhea Sianipar masih enggan memberikan konfirmasi terkait kabar mundurnya Shell dari Blok Masela. Termasuk mengenai pelepasan 35% hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Shell di Blok Masela yang nilai divestasinya dikabarkan mencapai US$ 2,2 miliar tersebut.
"Kami tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut mengenai aktivitas portofolio Shell. Belum ada komentar dari kami," kata Rhea kepada Kontan.co.id, Minggu (19/7).
Lebih lanjut, Rhea malah memastikan bahwa Shell akan terus berinvestasi di industri hilir migas di Indonesia. Kata dia, Shell akan terus melakukan ekspansi bisnis di Indonesia termasuk investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi Pabrik Pelumas (LOBP) kami di Marunda, Jawa Barat.
Di awal tahun ini, katanya, Shell memulai proyek Marunda 2.0 untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik pelumas. Sementara itu, bisnis ritel Shell telah berkembang menjadi 116 SPBU, yang tidak hanya menjangkau kota-kota besar tetapi juga kota-kota kecil di Indonesia.
Baca Juga: Pembahasan divestasi Shell di Blok Masela ditargetkan rampung tahun depan
"Kami juga satu-satunya perusahaan energi internasional yang memiliki dan mengoperasikan terminal bahan bakar di Gresik, Jawa Timur, untuk mendukung bisnis ritel SPBU kami yang berkembang di negara ini," pungkas Rhea.
Kontan.co.id sebelumnya memberitakan, mengutip energyvoice.com Shell mengincar dana senilai US$ 2,2 miliar dari proses divestasi 35% hak partisipasinya itu. Besaran angka itu dipaparkan oleh lembaga riset Rystad Energy.
Kendati demikian, Rystad memperkirakan akan sulit bagi Shell mendapatkan pembeli sekalipun Proyek Masela yang terletak dekat dengan pasar Asia. Terlebih lagi, Blok Masela belum memasuki fase pengembangan.
Direktur Penelitian Asia Pasifik Wood Mackenzie Andrew Harwood menjelaskan, kabar mundurnya Shell bukanlah hal baru pasalnya 2019 silam isu yang sama sempat beredar. Namun, rencana pelepasan hak partisipasi itu dianggap jauh lebih kompleks dari isu sebelumnya.
Sementara itu, Satuan kerja Khusus Pelaksana kegiatan usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan pembahasan divestasi Shell atas Blok Masela jika terus berlanjut akan rampung di 2021 mendatang.
Baca Juga: Hengkang dari Blok Masela, Shell bakal jual sahamnya senilai US$ 2,2 miliar?
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bilang proses pembahasan divestasi masih dalam tahap awal dan masih terus berlangsung. "Saya kira info divestasi masih awal, saya kira proses itu akan berjalan 1,5 tahun. Jika proses itu berlanjut paling lambat 2021 sudah harus selesai," ungkap Dwi dalam Konferensi Pers Virtual, Jumat (17/7).
Dwi pun belum bisa memastikan berapa besar hak partisipasi yang akan dilepas oleh Shell sebab proses pembahasan Shell dan Inpex Corporation masih berjalan. Ia memastikan, dari laporan yang diterima SKK Migas alasan mundurnya Shell murni karena Masela tak masuk dalam review portfolio global oleh Shell.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News