Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - SENTUL. Insentif impor mobil listrik segera berakhir pada tahun 2025. Menyikapi kebijakan ini, BYD menyatakan kesiapannya untuk mulai memproduksi di Indonesia mulai kuartal pertama tahun 2026.
Untuk diketahui, pemerintah tidak akan memperpanjang insentif untuk mobil listrik (battery electric vehicle/BEV) dari impor utuh atau completely built-up (CBU) mulai Januari 2026.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur BYD Indonesia, Eagle Zhao menerangkan, produsen otomotif asal China itu telah menyiapkan langkah strategis untuk melakukan produksi lokal.
Sebelumnya, BYD tengah dalam proses membangun pabrik berkapasitas produksi 150.000 unit dengan nilai investasi Rp 11,2 triliun di Subang, Jawa Barat, sejak sekitar Juli tahun 2024. Meski belum beroperasi, Eagle memastikan proses pembangunannya berjalan sesuai rencana.
Baca Juga: Peta Baru Pasar Penjualan Mobil Nasional: BYD Tembus Tiga Besar, Honda Tertekan
“Inilah sebabnya kami akan mengoperasikan pabrik kami di kuartal pertama tahun 2026,” ucap Eagle dalam media gathering BYD di Sentul, Kamis (11/12/2025).
Selain pabrik, BYD juga tengah memperluas jaringan dealer dari 80 cabang pada 2025 menjadi 150 cabang pada tahun 2026. Perusahaan ini turut berkomitmen memperluas infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik, termasuk bekerja sama dengan PLN untuk penyediaan home charger bagi konsumen.
Eagle tak menampik, sejak tahun 2024 dan 2025, industri otomotif mengalami penurunan permintaan. Namun melihat permintaan terhadap segmen tertentu seperti low-hatchback, sedan, dan premium MPV berbasis listrik, permintaannya justru tengah mendaki sehingga memberi optimisme akan perkembangan bisnis EV ke depan.
Hingga November 2025, BYD berhasil membukukan penjualan 47.300 unit dan menguasai 57% pangsa pasar kendaraan listrik di Indonesia. Adapun hingga kuartal III-2025, investasi BYD untuk riset dan pengembangan telah mencapai US$ 30,5 juta. “Hal ini untuk menjamin kita mengetahui teknologi apa yang belum hadir ke depannya,” ujarnya.
BYD juga mengandalkan strategi Vertical Integration, yakni memproduksi seluruh komponen mulai dari semikonduktor, bodi, hingga pengisi daya secara mandiri.
Baca Juga: BYD Mulai Produksi Lokal pada 2026, Janji Harga Mobil Tetap Stabil
“Hal inilah yang membuat kami mampu memproduksi 14 juta unit kepada dunia dengan harga yang aksesibel bagi pelanggan global,” ucapnya.
Lebih lanjut, Eagle membocorkan bahwa Denza bakal meluncurkan produk baru tahun depan dengan teknologi yang belum pernah ada pada lini Denza sebelumnya. Teknologi tersebut nantinya akan diadopsi pada setiap produk baru Denza.
Menutup paparannya, Eagle menyampaikan harapan agar pemerintah dapat memperpanjang insentif kendaraan listrik.
“Kami juga sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk bisa memperpanjang insentif dari EV,” harapnya.
Selanjutnya: Coca-Cola Masuki Babak Baru, Henrique Braun Naik Jadi CEO
Menarik Dibaca: 18 Makanan yang Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













