kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Integra Indocabinet (WOOD) Menanti Pemulihan Pasar Furnitur AS


Jumat, 24 November 2023 / 20:08 WIB
Integra Indocabinet (WOOD) Menanti Pemulihan Pasar Furnitur AS
ILUSTRASI. Aktivitas produksi mebel?PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) tengah berjuang mempertahankan bisnisnya di tengah pelemahan permintaan produk furnitur dan komponen bangunan (building component) di pasar ekspor.

Kinerja keuangan Integra Indocabinet pun lesu. Per kuartal III-2023,  penjualan bersih WOOD menyusut 56,04% year on year (YoY) menjadi Rp 1,71 triliun. Penurunan terbesar terjadi pada penjualan building component yakni 62,74% YoY menjadi Rp 898,43 miliar.

Bersamaan dengan itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk WOOD juga terjun 80,33% YoY menjadi Rp 59,14 miliar.

Investor Relation Integra Indocabinet Fajar Andika menyampaikan, penjualan furnitur dan building component memiliki korelasi yang kuat dengan kondisi ekonomi Amerika Serikat. Ini mengingat mayoritas ekspor WOOD ditujukan ke Negeri Paman Sam.

Baca Juga: Begini Kata Smartfren Telecom (FREN) Soal Rencana Merger dengan XL Axiata (EXCL)

Saat ini, industri perumahan di AS sedang terpuruk lantaran inflasi tinggi ditambah kebijakan kenaikan suku bunga kredit yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Imbasnya, permintaan properti di AS melambat sehingga berujung pada seretnya penjualan furnitur dan building component untuk segmen tersebut.

Dalam catatan KONTAN, Integra Indocabinet pun memangkas proyeksi penjualannya menjadi turun sekitar 40%--50% pada tahun ini.

Walau demikian, Manajemen Integra Indocabinet tetap optimistis perekonomian AS akan berangsur-angsur pulih.

"Sebab, titik terendah penurunan industri furnitur AS sebenarnya ada di semester kedua tahun lalu," kata Fajar, Jumat (24/11).

Integra Indocabinet memandang, penurunan permintaan furnitur dan building component di AS merupakan sebuah siklus normalisasi usai lonjakan permintaan yang sempat terjadi pada 2022. Sekalipun sedang dalam fase melambat, potensi pasar furnitur AS pada dasarnya masih sangat besar.

Terbukti, menurut data Trade Map, pada 2022 lalu AS menjadi negara pengimpor furnitur terbesar di dunia dengan nilai US$ 86,73 miliar atau setara 29,1% dari total nilai impor furnitur global.

Baca Juga: Laba Cisarua Mountain Dairy (CMRY) Meningkat 10% pada Kuartal III-2023

"Oleh sebab itu, kami masih berusaha untuk melakukan penetrasi pasar ke AS dengan menambah portofolio pelanggan," ujar Fajar.

Dia melanjutkan, potensi pemulihan permintaan furnitur dan building component AS akan terjadi pada 2024. Hal ini mengacu pada ekspektasi beberapa analis bahwa tingkat suku bunga acuan AS akan mulai turun pada tahun depan.

Jika terealisasi, maka perekonomian AS akan pulih dan sektor perumahan di sana juga kembali ekspansif, sehingga turut berdampak positif bagi penjualan WOOD.

Kendati demikian, Integra Indocabinet tetap melakukan langkah diversifikasi risiko dengan menggenjot penjualan produk-produk furnitur di pasar domestik. Dalam hal ini, WOOD berusaha terlibat dalam proyek-proyek pemerintah berskala besar, termasuk pengadaan furnitur untuk proyek IKN Nusantara.

"Kami masih dalam proses tender sebagai salah satu vendor penyedia furnitur untuk proyek IKN," imbuh Fajar.

Merujuk laporan keuangan, penjualan bersih Integra Indocabinet di pasar domestik sebenarnya juga melambat. Untuk produk building component misalnya, penjualan WOOD turun 58,70% YoY menjadi Rp 14,75 miliar per akhir kuartal III-2023.

Selain memacu penjualan, Integra Indocabinet juga tetap berinvestasi menambah mesin dan peralatan baru pada pabriknya. Ini terlihat dari serapan capital expenditure (capex) atau belanja modal perusahaan tersebut yang tercatat sekitar Rp 50 miliar mendekati akhir 2023.

Dalam berita sebelumnya, WOOD menyediakan capex sekitar Rp 100--150 miliar pada tahun ini.

Sebagai informasi, Integra Indocabinet memiliki kapasitas produksi furnitur sebesar 49.688 meter kubik (m3) per tahun dan building component sebesar 389.060 m3 per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×