Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara telekomunikasi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) pasang target pendapatan Rp 1 triliun tahun ini. Digitalisasi menjadi pendorong kinerja IBST untuk meraih target.
"Perubahan pola kerja dari ruang fisik ke ruang digital menyebabkan peningkatan signifikan pada traffic consumption. Hal itu ditanggapi pula oleh ekspansi agresif para operator telekomunikasi," kata Merciana Anggraini, Sekretaris Perusahaan IBST dalam keterangan tertulis kepada Kontan.co.id, Kamis (4/8).
Merciana bilang, target pendapatan tahun ini sekitar Rp 1 triliun dan target laba bersih dipatok sekitar Rp 71 miliar. Hal ini bakal diwujudkan dengan berbagai langkah IBST seperti penambahan menara dan pembangunan jaringan serat optik.
"Saat ini perseroan memiliki beberapa proyek pembangunan build to suit dan kolokasi untuk beberapa operator telekomunikasi. Selain itu pembangunan jaringan serat optik sepanjang 3.868 km," tambahnya.
Baca Juga: Okupansi Hotel Esta Multi Usaha (ESTA) Semakin Meningkat
Adapun hingga semester pertama 2022, realisasi penambahan menara IBST berjumlah 139 menara baru dari target 830 menara baru. Gap antara target dan pencapaian tersebut diakui karena aksi merger antar operator telekomunikasi antara lain PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia/H3I.
Kendati demikian, IBST tetap optimis target penambahan menara ini dapat tercapai pada semester kedua 2022. IBST yakin pesanan menara telekomunikasi bakal banyak masuk pada semester kedua.
Sementara terkait usaha untuk memperluas ekspansi jaringan serat optik, IBST menetapkan target penambahan pembangunan jaringan serat optik sekitar 3.868 kilometer (km) hingga akhir tahun 2022.
Jumlah tersebut akan menambah jaringan serat optik IBST yang mencapai 16.256 km per akhir 2021. Langkah ini karena IBST melihat adanya ekspansi agresif dari para operator dan perusahaan-perusahaan sehingga perlu mengembangkan usaha serat optik.
Untuk mendukung rencananya tersebut, tahun ini IBST mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 2 triliun, berasal dari kas internal perusahaan dan pinjaman bank. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan menara dan jaringan serat optik.
Baca Juga: Saraswanti Anugerah (SAMF) Teken MoU Pengadaan Bahan Baku Pupuk dengan EuroChem
Dari aksi penambahan menara dan jaringan serat optik yang telah dilakukan, IBST telah menyerap dana capex sebesar Rp 1,5 triliun hingga semester I-2022. IBST menegaskan sejauh ini belum ada rencana untuk melakukan penambahan modal.
Sebagai informasi tambahan, IBST mencatatkan pendapatan Rp 250,87 miliar pada kuartal I-2022, turun 16,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 300,62 miliar.
Sementara, laba bersih IBST terpantau naik 16% menjadi sebesar Rp 15,51 miliar hingga kuartal I -2022. Pada periode yang sama tahun lalu, IBST cetak laba bersih senilai Rp 13,37 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News