Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiwhize International melakukan inovasi dalam pengembangan portofolio hotelnya. Jika selama ini, perusahaan tersebut hanya mengembangkan hotel biasa dengan standar bintang dua hingga bintang empat, kini Intiwhize mengembangkan hotel dengan konsep baru yaitu kapsul.
Intiwhiz menghadirkan hotel kapsul pertamanya di Trawas, Mojokerto yang resmi beroperasi sejak Oktober 2017 lalu. Ada 100 kamar kapsul yang ditawarkan di sana dengan lebar masing-masing kapsul 2 m x 1,4 m dan ketinggian 1,2 meter.
Selain sebagai inovasi untuk memberikan pengalaman unik bagi para pengunjung, Intiwhiz tertarik mengembangkan hotel kapsul yang diberi nama Whiz Capsule untuk menyiasati keterbatasan lahan dan meminimkan biaya investasi.
"Di lahan 700 meter persegi (m2) saja saya sudah bisa bangun 100 kamar hotel kapsul, tetapi kalau hotel biasanya untuk membangun 100 kamar dibutuhkan paling tidak lahan seluas 5.000 m2," kata Moejianto S Tjahjono, President Director, Sabtu (11/11) kemarin.
Intiwhiz memilih membangun hotel kapsul di Trawas karena menurut Moeji konsep hotel seperti itu dibutuhkan disana. Dia bilang, kebutuhan kamar hotel di Trawas terutama untuk melayani pasar bisnis masih sangat besar sementara jumlah kamar yang dimiliki perusahaan di sana lewat hotel Grand Whiz hanya 74 kamar ditambah dengan enam unit villa
"Padahal kalau ada yang traning sekali datang bisa ratusan. Dengan melihat permintaaan ini, saya melihat konsep kapsul cocok dikembangkan di Trawas dengan desain futuristik, kedap dan sekaligus hemat." jelas Moeji.
Seluruh kamar kapsul yang dikembangkan Intiwhiz ini diimpor langsung dari China. Satu ruang kapsul hanya bisa ditiduri oleh satu orang. Di dalam ruangan Capsule terdapat fasilitas pendukung demi mendukung kenyamanan tamu seperti Televisi, Earphone, Meja Baca, Pendingin Ruangan, dan dilengkapi dengan lampu baca.
Menurut Moeji, teknologi yang digunakan di Whiz Capsule tersebut mirip seperti hotel kapsul yang sudah tren di Jepang. Investasi yang digelontorkan Intiwhiz untuk mengembangkan hotel ini hanya Rp 10 miliar. "Investasi tersebut sudah termasuk propertinya dan teknologinya." kata Moeji.
Dari 100 kamar yang ditawarkan, Iniwhiz membedakan dalam dua bagian yaitu 50 unit untuk perempuan dan separuhnya lagi untuk laki-laki. Hotel ini dilengkapi dengan loker sebagai tempat penyimpanan barang bagi setiap penyewa kamar kapsul. Adapun kamar mandi dan toilet dikonsep seperti toilet umum.
Meskipun hotel kapsul sudah familiar di luar negeri seperti Jepang, namun menurut Moeji tidak mudah untuk mengembangkan konsep tersebut di Indonesia karena pasarnya memang belum besar. Oleh karena itu, perusahaan hanya akan melakukan ekspansi di segmen tersebut jika memang kebutuhannya ada.
Salah lokasi yang menurut Intiwhiz berpotensi lagi untuk pengembangan hotel kapsul adalah Bromo. Pasalnya, banyak pendaki ke gunung Bromo yang membutuhkan penginapan dengan budget yang murah sebelum melakukan pendakian. Rencananya, Intiwhiz akan mengoperasikan hotel kapsul di Bromo pada Desember 2017 mendatang. Akan dibuka sebanyak 80 kamar dengan perkiraan investasi Rp 8 miliar.
Untuk tarif kamar untuk hotel kapsul Trawas ditawarkan dengan harga Rp 250.000 per malam sudah termasuk sarapan. "Kami optimistis dengan target persentasi tingkat hunian kamar atau market share sebesar 60% hingga 6 bulan ke depan yang mana persentasi terbesar dari total pangsa pasar adalah wisatawan." tutur Edi Syumardi, Corporate GM Sales & Marketing Intiwhiz
Seperti diketahui, Intiwhiz adalah perusahaan jaringan hotel yang telah berdiri sejak 2010. Perusahaan ini merupakan anak usaha PT Intiland Development Tbk (DILD) yang dimiliki lewat Intiland Invinita. Saat ini, DILD hanya memiliki 30% saham Intiland Invinita.
Pasalnya tahun 2014, perseroan melepas kepemilikannya 70% ke perusahaan yang terafiliasi dengan Hendro Gondokusumo, CEO DILD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News