kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi hulu migas naik 26,3% pada kuartal I-2018


Kamis, 12 April 2018 / 11:53 WIB
Investasi hulu migas naik 26,3% pada kuartal I-2018
ILUSTRASI.


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iklim investasi minyak dan gas bumi (migas) naga-naganya mulai membaik. Hal ini bisa dilihat dari pencapaian investasi hulu migas pada kuartal I-2018 yang mencapai US$ 2,4 miliar, padahal pada periode yang sama tahun lalu hanya US$ 1,9 miliar.

Realisasi investasi hulu migas kuartal I-2018 ini lebih besar 26,3% dari realisasi investasi hulu migas di periode sama tahun lalu yang hanya mencapai sekitar US$ 1,9 miliar. Meski begitu, realisasi investasi hulu migas baru 17% dari target investasi hulu migas yang tahun ini yang dipatok sebesar US$ 14,2 miliar.

Menurut Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher membaiknya investasi migas kuartal I-2018, salah satunya ada kebutuhan investasi di proyek-proyek pengembangan lapangan migas.

Tak hanya itu, kenaikan harga minyak mentah dunia juga mendorong kenaikan investasi. "Ada kebutuhan investasi di proyek pengembangan serta dorongan harga minyak sehingga keekonomian industri hulu migas lebih bagus,"kata Wisnu kepada KONTAN Rabu (11/4).

Tren kenaikan harga minyak memang masih terjadi. Indonesia Crude Price atau harga minyak Indonesia semisal, kembali mengalami kenaikan US$ 61,87 per barel atau US$ 0,26 per barel Maret 2018. Adapun ICP Februari 2017 senilai US$61,61 per barel.

Menurut Wisnu, investasi migas kuartal I masih didominasi untuk kegiatan produksi, pengembangan lapangan, dan eksplorasi. "Sebesar 69% untuk kegiatan produksi, 11% untuk pengembangan, sisanya untuk eksplorasi dan general admin," jelas Wisnu.

Ini berarti sUS$ 1,65 miliar dana investasi hulu migas digunakan untuk kegiatan produksi. Kemudian, US$ 264 juta untuk pengembangan lapangan migas dan sisanya US$ 480 juta untuk ekplorasi.

Sepanjang tahun ini, pemerintah menargetkan investasi di sektor migas US$ 17,04 miliar. Terdiri dari investasi hulu migas sebesar US$ 14,45 miliar dan investasi di sektor hilir migas US$ 2,59 miliar.

Khusus di sektor hulu migas, pemerintah akan mengandalkan investasi dari proyek-proyek besar hulu migas, seperti proyek penggabungan alias unitisasi Jambaran Tiung Biru di Blok Cepu yang groundbreaking tahun ini. Ada juga investasi untuk penambahan fasilitas untuk peningkatan produksi dari Lapangan Jangkrik.

Pemerintah juga berharap investasi datang dari Tangguh Train III, Pre FEED Indonesia Deepwater Development (IDD) Lapangan Gendalo dan Gehem, serta pre feed Blok Masela, Laut Arafuru. Lalu, pemerintah juga menargetkan investasi dari penambahan produksi di Merakes dan Lapangan Donggi Toili.

Tak capai target litting

Hanya kenaikan investasi migas belum dibarengi dengan produksi. Kuartal I-2018, realisasi lifting minyak bumi sebesar 750.600 barel per hari (bph) atau 94% dari target APBN 2018 sebesar 800.000 bph. Adapun realisasi lifting gas bumi 1.139.000 boepd atau 95% dari target APBN 2018 sebesar 1.200.000 boepd.

Wisnu mengatakan tidak tercapainya target lifting karena kendala teknis dan produksi migas yang mayoritas dari sumur-sumur migas yang tua. "Kami jaga agar reservoir tetap optimal output produksinya," kata Wisnu.

SKK Migas berusaha untuk menaikkan lifting migas dengan cara mencari tambahan produksi di sejumlah lapangan. Antara lain dari lapangan migas di Pertamina EP Aset V, Blok Mahakam, dan Blok Jabung. "Kami cari potensi tambahan produksi di beberapa lapangan yang mature di semester II, antara lain di Pertamina EP Aset V, di Blok Mahakam, di Blok Jabung," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×