kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

Bangun Pabrik Baterai di Karawang, CATL Cari Pinjaman Hingga US$ 1 Miliar


Rabu, 07 Mei 2025 / 14:47 WIB
Bangun Pabrik Baterai di Karawang, CATL Cari Pinjaman Hingga US$ 1 Miliar
ILUSTRASI. A netizen browses the website of Contemporary Amperex Technology Ltd (CATL) in Tianjin, China, 11 June 2018. China's dominant battery producer Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) (300750.SZ) has agreed to invest in Chinese-funded electric vehicle startup Byton, Byton said in a statement on Monday (11 June 2018). 


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen baterai kendaraan listrik (EV) asal China, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) dikabarkan tengah mencari pendanaan sekitar US$ 1 miliar atau setara Rp 16,4 triliun untuk mendukung pembangunan pabrik baterai cell di Karawang, Jawa Barat.

Mengutip laporan Bloomberg pada Selasa (6/5), pinjaman tersebut berpotensi memiliki tenor lima hingga tujuh tahun.

CATL saat ini masih melakukan negosiasi dengan sejumlah calon pemberi pinjaman dan struktur pendanaan bisa saja mengalami perubahan tergantung hasil pembicaraan.

Baca Juga: BKPM Akui Ada Perampingan dalam Rencana Investasi CATL di Ekosistem Baterai RI

Proyek Dragon: Jejak CATL dalam Ekosistem EV Indonesia

CATL masuk ke Indonesia melalui anak usahanya, Ningbo Contemporary Brunp Legend Co. Ltd. (CBL), yang menjalin kemitraan strategis dengan PT Industri Baterai Indonesia (IBC) pada 16 Oktober 2024.

Kolaborasi ini melahirkan proyek bernama Dragon yang fokus pada pengembangan industri baterai EV terintegrasi.

IBC sendiri merupakan perusahaan patungan (joint venture) milik BUMN—yakni PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Inalum, PT Pertamina New & Renewable Energy, dan PT PLN—yang masing-masing memiliki porsi saham 25%.

Awalnya, CATL mengumumkan nilai investasi untuk proyek Dragon sebesar US$ 1,18 miliar dengan kapasitas produksi mencapai 15 gigawatt hour (GWh) per tahun.

Namun, nilai tersebut kemudian dikoreksi menyusul persetujuan Outward Direct Investment (ODI) dari pemerintah China.

Baca Juga: CATL Rilis Baterai Generasi Terbaru Untuk Kendaraan Listrik

Direktur Utama IBC Toto Nugroho, menjelaskan bahwa persetujuan ODI yang diberikan hanya untuk separuh dari rencana awal.

“Sekitar 6,8 GWh dengan nilai investasi US$ 417 juta,” ungkap Toto dalam rapat bersama DPR, Senin (17/2).

Penyesuaian ini juga diamini oleh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan.

Menurutnya, pemangkasan dilakukan lantaran permintaan global terhadap EV belum sesuai ekspektasi.

“Ketika dianalisa, kapasitas awal belum dibutuhkan, jadi dilakukan penyesuaian,” ujar Nurul dalam keterangan di Jakarta, Rabu (23/4).

Dengan demikian, proyek Dragon kini berjalan dengan nilai investasi US$ 417 juta dan kapasitas produksi 6,9 GWh.

Baca Juga: Bukit Asam Gandeng CATL Menggarap Grafit Sintetis

Dominasi Global CATL di Industri Baterai

CATL tercatat sebagai produsen baterai EV terbesar di dunia dengan pangsa pasar global sebesar 38,2% per Januari–Februari 2025, menurut data SNE Research asal Korea Selatan.

Per 30 September 2024, CATL telah memiliki 13 lokasi produksi baterai secara global, termasuk pabrik di Thuringia, Jerman, yang telah memulai produksi massal, dan proyek pembangunan pabrik di Hungaria yang masih berjalan.

Pada Desember tahun lalu, CATL juga mengumumkan pendirian usaha patungan dengan Stellantis untuk membangun pabrik baterai berbasis lithium iron phosphate (LFP) di Spanyol, dengan rencana total investasi sebesar US$ 4,26 miliar. Pabrik ini akan menjadi fasilitas ketiga CATL di Eropa setelah Jerman dan Hungaria.

Selanjutnya: Apa Arti Gowok dalam Tradisi Jawa? Cek Sejarah, Praktik, dan Perkembangan Saat Ini

Menarik Dibaca: 5 Cara Memilih Sampo untuk Rambut Kering, Perhatikan Kandungannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×