kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.282.000   -45.000   -1,93%
  • USD/IDR 16.624   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.093   -24,52   -0,30%
  • KOMPAS100 1.125   -4,40   -0,39%
  • LQ45 823   -1,92   -0,23%
  • ISSI 283   -0,49   -0,17%
  • IDX30 433   -0,40   -0,09%
  • IDXHIDIV20 498   -2,95   -0,59%
  • IDX80 126   0,00   0,00%
  • IDXV30 136   -0,02   -0,01%
  • IDXQ30 139   -0,09   -0,06%

IPOC 2025 Bahas Tata Kelola & Daya Saing Sawit di Tengah Dinamika Perdagangan Global


Selasa, 28 Oktober 2025 / 18:39 WIB
IPOC 2025 Bahas Tata Kelola & Daya Saing Sawit di Tengah Dinamika Perdagangan Global
ILUSTRASI. Konferensi Minyak Kelapa Sawit CPO - Indonesian Palm Oil Conference IPOC dibuka dengan penghargaan pada petani sawit


Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kelapa sawit nasional kembali bersiap menghadapi tantangan global. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) akan menggelar Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025 and 2026 Price Outlook pada 12–14 November 2025 di Bali.

Forum yang telah memasuki penyelenggaraan ke-21 ini menjadi barometer arah kebijakan dan strategi industri sawit nasional sekaligus pasar minyak nabati dunia.

Tahun ini, IPOC mengusung tema “Navigating Complexity, Driving Growth: Governance, Biofuel Policy, and Global Trade.” Tema tersebut mencerminkan fokus industri dalam memperkuat tata kelola dan menjaga daya saing di tengah tekanan kebijakan global, seperti implementasi European Union Deforestation Regulation (EUDR) dan dinamika tarif dagang baru Amerika Serikat.

Ketua Umum GAPKI Eddy Martono mengatakan, forum ini diharapkan menjadi ruang kolaborasi strategis lintas pelaku industri, pemerintah, dan mitra global untuk membahas langkah adaptif menghadapi transisi energi dan tantangan keberlanjutan.

Baca Juga: GAPKI Optimistis Ekspor Sawit ke AS Tak Tergerus Kebijakan Bebas Bea Masuk Trump

“IPOC merupakan forum penting untuk membahas arah industri sawit ke depan, terutama strategi meningkatkan produktivitas dan memperkuat tata kelola di tengah beragam tantangan domestik maupun global,” ujar Eddy dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (28/10/2025).

Sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia, Indonesia memiliki peran strategis menjaga keseimbangan pasokan minyak nabati global di tengah transisi energi hijau. Industri ini juga menjadi penopang utama ekspor nonmigas dan sumber pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di wilayah perkebunan.

Tahun ini, GAPKI juga menyoroti rencana implementasi B50 di semester II 2026 yang diyakini akan meningkatkan serapan domestik CPO sekaligus menopang harga global. Isu ini akan menjadi salah satu topik utama diskusi dalam forum.

Sejumlah pembicara internasional akan hadir, di antaranya Thomas Mielke (Oil World), Dorab Mistry (Godrej International), Ryan Chen (Cargill China), dan Julian McGill (Glenauk Economics), yang akan membedah tren harga, kebijakan perdagangan, serta outlook ekonomi global yang mempengaruhi pasar minyak nabati.

Baca Juga: GAPKI Proyeksikan Kenaikan Harga CPO Imbas Implementasi B50

Selain itu, Pietro Paganini, pakar komunikasi dan kebijakan publik, akan membahas strategi industri menghadapi regulasi global dan isu keberlanjutan. Dari dalam negeri, forum juga akan diisi oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Wamenlu Arif Havas Oegroseno, dan Wamen Pertanian Sudaryono, yang akan memaparkan arah kebijakan dan diplomasi sawit Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Ketua Panitia IPOC 2025 Mona Surya menambahkan, penyelenggaraan tahun ini juga menghadirkan pameran industri yang menampilkan teknologi dan inovasi terkini dari hulu hingga hilir.

“IPOC bukan hanya konferensi, tapi juga investasi strategis untuk memahami arah industri dan membangun kemitraan global di sektor sawit,” ujar Mona.

Dengan animo peserta yang meningkat, GAPKI menargetkan lebih dari 1.500 peserta dari kalangan pengusaha, investor, analis, hingga pembuat kebijakan hadir di Bali. Forum ini diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi kebijakan yang memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan minyak nabati dunia dan memastikan keberlanjutan industri sawit sebagai tulang punggung ekspor nasional.

Baca Juga: Gapki Yakin Ekspor Sawit ke AS Tetap Kuat meski Indonesia Kena Tarif 19%

Selanjutnya: 7 Saham Baru IDX80 Periode November 2025, Cek Daftarnya!

Menarik Dibaca: Ada 23 Juta Orang Naik LRT Jabodebek Sejak Januari Hingga Oktober 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×