Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seluruh turunan atau produk sampingan dari pertambangan timah, khususnya pada produk sampingan yang masuk dalam jenis Logam Tanah Jarang (LTJ) atau rare earth akan dilarang untuk diekspor.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya memutuskan melarang seluruh LTJ sampingan timah diekspor sesuai dengan arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
"Sudah saya buat keputusan bahwa seluruh turunan daripada hasil prosesi timah itu tidak bisa diekspor. Dilindungi semuanya dan ditempatkan pada tempat yang baik karena itu dikuasai oleh negara," ungkap Bahlil di Kementerian ESDM, Jumat (29/09/2025).
Hal ini juga berhubungan dengan pembentukan Badan Industri Mineral pada tanggal 25 Agustus 2025 lalu, melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 77 Tahun 2025.
Baca Juga: China Siap Bantu Malaysia untuk Pemrosesan Logam Tanah Jarang
"Makanya badan industri mineral sebagai lembaga pemerintah yang baru dibentuk akan bertugas untuk melakukan pengkajian terhadap nilai tambah daripada bagian hasil turunan dari prosesi timah yang di dalamnya adalah logam tanah jarang," tambahnya.
Bahlil juga menyebut, komoditas strategis seperti LTJ akan difokuskan untuk digarap melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Dan ini harganya mahal sekali. Beberapa wilayah yang IUP-nya itu belum diterbitkan, kami akan fokuskan, diprioritaskan sebesar-besarnya dikuasai oleh negara lewat BUMN milik negara," jelasnya.
Dalam catatan Kontan, menurut Badan Geologi Kementerian ESDM, LTJ yang di Indonesia terdiri dari 17 unsur yaitu 15 unsur dari grup lantanida yaitu La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb, Lu, ditambah Y(Yttrium) dan Sc (Scandium), semuanya memiliki kesamaan sifat kimia, sehingga keberadaannya biasanya didapat secara bersama dalam suatu mineral pembawa LTJ.
Baca Juga: Perhapi Ungkap Perlu Alokasi Dana Khusus untuk Kegiatan Eksplorasi Logam Tanah Jarang
Namun yang terbanyak ditemukan adalah unsur Nd, Pr, La, Ce, Sm, Y, Sc, Er dan Y, yang dideteksi di dalam mineral pembawa LTJ sebagai sampingan penambangan timah yaitu Monasit dan Xenotim.
Adapun, tren permintaan LTJ hingga saat ini didominasi oleh magnet permanen dan katalis dengan jumlah lebih dari 60% dari total konsumsi global. Namun secara nilai nominal, magnet permanen berkontribusi lebih dari 90% dari keseluruhan nilai LTJ dunia.
Selanjutnya: Harga Emas Menguat ke US$ 3.761,41 Jumat (26/9), Setelah Rilis Data Inflasi AS
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Terbaru Besok Sabtu, 27 September 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News