kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jadi rebutan raja properti, jangan lagi sebut Bekasi sebagai planet


Senin, 15 Maret 2021 / 11:18 WIB
Jadi rebutan raja properti, jangan lagi sebut Bekasi sebagai planet


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEKASI. Masih ingat dengan seloroh warganet dengan tagar #planetbekasi yang menjadi trending di media sosial Twitter pada Tahun 2015?
 
"Jika Anda menemukan jalan rusak bak kubangan kerbau, berdebu, banjir, banyak angkot, macet, minim penghijauan, Anda telah menginjakkan kaki di Planet Bekasi".  Ini adalah salah satu selorohan yang direkam Kompas.com.

Enam tahun berlalu, masih samakah kondisi Planet Bekasi (baik kota maupun kabupaten) yang tak jarang disebut warganet sebagai Planet Antah Berantah ini? 

Ternyata, kawasan timur Jakarta tersebut mengalami perubahan signifikan untuk tidak dikatakan melaju kencang. Walau untuk itu, harus diakui peran Pemerintah Pusat sangat besar di sini. 

Betapa tidak, sejumlah pembangunan infrastruktur dengan nilai triliunan rupiah yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN), dibangun dan melintasi Bekasi. Mari kita sebut satu per satu, mulai dari Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated (Layang), Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang dijadwalkan beroperasi Juni 2022, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan. 

Baca Juga: Insentif properti dorong penjualan hunian milik CTRA dan PWON

Selain itu terdapat infrastruktur lain yang sebagian sudah beroperasi, sebut saja Tol Cimanggis-Cibitung, Tol Cibitung-Cilincing, Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, dan Commuter Line Jakarta-Bekasi. 

Boleh dikatakan, tak ada kawasan dengan infrastruktur selengkap Bekasi. Kelak jika seluruhnya tuntas dan beroperasi, warga "planet" Bekasi boleh menyombongkan diri, mau  memanfaatkan infrastruktur apa pun tersedia. 

Baca Juga: Pembiayaan properti diproyeksi melaju pasca insentif pemerintah

Kecuali Mass Rapid Transit (MRT) yang untuk saat ini hanya bisa dibanggakan oleh warga ibu kota Jakarta. Sementara fasilitas lainnya yang super-lengkap adalah pusat perbelanjaan. 

Meminjam istilah Generasi Baby Boomers, di setiap pengkolan kawasan Bekasi, terdapat satu mal. Bukan isapan jempol, karena faktanya menurut catatan Kompas.com terdapat 29 mal di kawasan ini baik yang sudah beroperasi maupun dalam konstruksi. 

Mereka adalah Bekasi Cyber Park, BTC I, BTC II, Mega Bekasi Hypermall, Metropolitan Mall, Grand Metropolitan Mall, dan Grand Galaxy Mall. Kemudian, Bekasi Junction, Vivo Bekasi, Plaza Jababeka, Mal Lippo Cikarang, Grand Mall Bekasi, Prima Sentra Grosir Bekasi, Cikarang Trade Center, Sentra Grosir Cikarang, Plaza Metropolitan Tambun, Mal Pekayon, Bekasi Town Square, hingga Blu Plaza by Lippomalls.

Selanjutnya Summarecon Mall Bekasi, Lave Mall Bekasi, Transpark Mall Bekasi, dan Chadstone Pollux Mall, Grand Dhika City Mall, Harapan Indah Mall, Living World Grand Wisata, AEON Mall Deltamas, Pakuwon Mall Bekasi, dan Plaza Indonesia Jababeka. 

Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) menyambut kucuran insentif dari pemerintah untuk sektor properti

Belum lagi hotel berbintang hingga klasifikasi bintang empat, kawasan industri skala internasional, rumah sakit, dan pusat pendidikan. Karena masifnya pengembangan infrastruktur dan kelengkapan fasilitas inilah sejumlah pengembang raksasa Nasional papan atas ramai-ramai menggarap Bekasi. 

Terbaru adalah PT Pakuwon Jati Tbk. Nama ini bukan sembarang pengembang, melainkan perusahaan yang menempati posisi nomor satu alias raja properti Indonesia.  

Baca Juga: Sebanyak 58% dari nilai persediaan rumah Pakuwon Jati (PWON) bisa dapat diskon PPN

Per Jumat (12/03/2021), nilai kapitalisasi pasarnya saja menyentuh angka Rp 28,9 triliun dengan nett income Rp 1,17 triliun dan revenue Rp 5,01 triliun. Peringkat imperium bisnis rintisan Alexander Tedja ini hanya bisa diikuti, kadang disamai, oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk, dan Ciputra Development Tbk. 

Dengan properti berkonsep multifungsi, Pakuwon Jati mengembangkan Pakuwon Bekasi Superblock dengan estimasi investasi Rp 2 triliun. Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk Minarto Basuki memastikan konstruksi akan mulai tahun 2021. 

"Kami sudah memperkenalkan dan memasarkan proyek ini kepada publik Tahun 2020 lalu," kata Minarto menjawab Kompas.com, Minggu (15/03/2021). 

Pemilihan Bekasi sebagai wilayah ekspansi 

Perseroan, salah satunya adalah perkembangan pesat yang dipicu pembangunan sejumlah infrastruktur. Selain tentu saja prospek pasar dengan daya beli tinggi. 

Untuk diketahui, UMK Kabupaten Bekasi merupakan tertinggi di Jawa Barat dengan angka Rp 4.791.843, sementara UMK Kota Bekasi tercatat sebesar Rp 4.782.935,64.

Baca Juga: Dapat guyuran insentif, prospek sektor properti kian cerah

Terlebih dukungan demografi dan densitas populasi yang menjadikan pasar area penyangga Jakarta ini sangat potensial. Hal ini dibuktikan dengan penjualan marketing apartemen Pakuwon Residence untuk Amor Tower sebanyak 682 unit dengan harga penawaran perdana Rp 500 jutaan. 

Selain Pakuwon Residence Bekasi dengan total 2.991 unit, pengembangan Pakuwon Bekasi Superblock ini juga mencakup Pakuwon Mall Bekasi Tahap I seluas 43.000 meter persegi, dan dua hotel. 

Baca Juga: Beli properti bebas uang muka, saham properti ini jadi rekomendasi Maybank Kim Eng

Pakuwon menunjuk Marriott International sebagai operator untuk mengelola dua hotel dengan klasifikasi bintang tiga dan empat tersebut. Merek yang diambil perusahaan adalah Moxy dan Four Points. 

Kedua hotel ini berisi total 324 kamar, masing-masing 180 kamar untuk Moxy, dan 144 kamar untuk Four Points. Perseroan menargetkan penyelesaian Pakuwon Bekasi Superblock pada 2025 mendatang. 

Para raja berebut cuan 

Jauh sebelum Pakuwon hadir, telah lebih dulu menancapkan tajinya adalah Sinarmas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk dengan proyek skala kota Grand Wisata. Di atas lahan seluas 1.100 hektar, ribuan unit rumah telah dibangun dengan jumlah populasi 20.000 jiwa. 

Perumahan ini dilengkapi sejumlah fasilitas seperti water park seluas 7,5 hektar dan pusat belanja seluas 4,2 hektar.

Pada saat pandemi Covid-19 tahun 2020, pengembang ini meraup penjualan senilai Rp 480 miliar. Angka ini disumbang oleh tiga produk yakni, O2 Essential Home, 02+ Urban Pop, serta Monte Torena. 

Rinciannya, O2 Essential Home terjual 234 unit, O2+ Urban Pop terjual 84 unit, serta Monte Torena terjual 53 unit pada tahap I. 

Baca Juga: Analis sebut saham Pakuwon Jati (PWON) layak dikoleksi, begini ulasannya

Oya, PT Bumi Serpong Damai Tbk tercatat mengantongi revenue Rp 6,13 triliun, dan nett income Rp 950,57 miliar. Sementara PT Summarecon Agung Tbk menorehkan penjualan dengan durasi cepat dalam hitungan jam. Sebut saja Klaster Magenta di Summarecon Bekasi yang habis dalam waktu 3 jam. 

Padahal, ketika proyek ini dilansir, sektor properti Indonesia tengah dalam titik terendahnya. Namun toh, pengembang yang sebagian besar sahamnya dimiliki Klan Nagaria ini tetap bisa menaklukkan pasar Bekasi. 

Dalam catatan Kompas.com, Summarecon Agung menempati posisi keempat terbesar dengan kapitalisasi pasar Rp 15 triliun, revenue Rp 4,79 triliun, dan nett income Rp 118,13 miliar. Ketiganya menyusul raksasa lainnya yang telah hadir di Bekasi sejak dekade 1989 dan 1990-an. 

Baca Juga: Pakuwon Mampu Melalui Masa Sulit, Simak Rekomendasi Saham PWON

Mereka adalah PT Jababeka Tbk dan PT Lippo Cikarang Tbk. Jababeka mengembangkan Jababeka City seluas 5.600 hektar dengan basis ekonomi industri. Demikian halnya dengan PT Lippo Cikarang Tbk yang merancang Lippo Cikarang seluas 3.000 hektar. 

Basis ekonomi perusahaan yang dikomandani John Riady ini adalah industri dengan kawasan andalan East Jakarta Industrial Park (EJIP). Produk terbaru Lippo Cikarang adalah Meikarta yang hingga akhir tahun 2020 lalu telah menyerahkan 2.000 unit kepada konsumen. 

Sementara Jababeka sukses meraup penjualan dari Wimbledon di Jababeka Residence. Ini merupakan perumahan dengan konsep growing house.   

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Lagi Sebut Bekasi Planet Antah Berantah, Semua Raja Properti Kumpul di Sini"
Penulis : Hilda B Alexander
Editor : Hilda B Alexander

Selanjutnya: Tingkat kunjungan mall tertekan, simak rekomendasi saham Pakuwon Jati (PWON)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×