Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak virus corona telah menyengat kondisi ekonomi. Wabah yang bermula dari China ini juga ikut menganggu sektor energi, termasuk menghambat proyek ketenagalistrikan.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan ada sejumlah proyek listrik yang jadwal operasionalnya terancam meleset dari target akibat terdampak corona.
Baca Juga: Sejumlah proyek listrik terancam molor akibat merebaknya virus corona
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, keterlambatan berpotensi terjadi akibat terhambatnya pasokan dan bahan baku komponen pembangkit. "Karena kan misalnya pembangkit-pembangkit itu masuk alat-alatnya dipasok dari mana (China juga kan), sparepart, fabrikasi, komponen utama juga," terang Arifin di kantornya, Jum'at (6/3).
Pihak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun mengamini hal tersebut. Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko R. Abumanan mengatakan, potensi tertundanya jadwal operasional sejumlah pembangkit lantaran pemerintah Indonesia membatasi kontak dengan sejumlah negara yang terpapar Corona, termasuk China. Padahal, banyak pembangkit yang tergantung dari China, baik dari peralatan maupun tenaga kerja.
"Dampak (corona) ini kemungkinan dapat mempengaruhi penyelesaian pembangkit. Mengingat pemerintah Indonesia sementara waktu tidak menerbitkan visa untuk beberapa negara seperti China, Korea Selatan, Italia dan Iran," kata Djoko saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (8/3).
Meski tak merinci, tapi Djoko mengatakan bahwa sejumlah pembangkit memang sangat tergantung dari barang impor. Bahkan, untuk pembangkit yang berskala besar, porsi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) masih ada yang berkisar di angka 10%. "Belum lagi untuk tenaga kerja," ujarnya.
Namun, Djoko mengatakan, pihaknya masih melakukan kalkulasi dan mitigasi. Sehingga, PLN belum dapat memastikan berapa lama proyek pembangkit tersebut akan tertunda, dan seperti apa jadwal operasionalnya.
"Kalau visa sudah dibuka oleh pemerintah, rasanya nggak terlalu lama ditundanya. Kalau dirasa sudah bisa, mungkin masih sesuai (jadwal) bisa kita kejar. Namun masih dimitigasi, dihitung bagaimana nantinya," ungkap Djoko.
Baca Juga: Kementerian ESDM: Ekonomi lesu picu lambannya pertumbuhan listrik