kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

John Riady Sebut Visi Jokowi Soal Ekonomi Digital Relevan dan Kontekstual


Selasa, 04 Oktober 2022 / 22:52 WIB
John Riady Sebut Visi Jokowi Soal Ekonomi Digital Relevan dan Kontekstual
John Riady Sebut Visi Jokowi Soal Ekonomi Digital Relevan dan Kontekstual


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Praktisi ekonomi digital yang merintis Venturra Capital di bawah bendera Lippo Group, John Riady menyatakan pemanfaatan potensi ekonomi digital yang disampaikan Presiden Joko Widodo relevan dan kontekstual dengan visi pengembangan usaha rintisan serta berdampak nyata di tengah  banyaknya usaha rintisan yang berguguran.

Sebelumnya Jokowi menyebutkan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai US$ 146 miliar dan kontribusi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan naik delapan kali pada tahun 2030, yaitu  sebesar Rp 4.531 triliun.

Selain itu, seluruh sektor digital juga mengalami pertumbuhan dua digit pada tahun 2021.

“Berbagai inisiatif keuangan digital didorong oleh penguatan karakter untuk berubah, berani, dan mengkreasikan hal-hal baru. Ini memotivasi kita menjadi pemain digital di negara sendiri dan pemain utama di pasar global untuk pemulihan ekonomi nasional," kata John dalam keterangannya, Selasa (4/10/2022).

Baca Juga: Siloam (SILO) Berencana Bagi Dividen Rp250 miliar Tahun Buku 2021

John yang juga dikenal sebagai praktisi industri kesehatan melalui PT Siloam International Hospital Tbk (SILO), menilai bahwa arahan Presiden Jokowi terkait usaha rintisan itu adalah tepat sasaran.

“Apa yang diungkapkan Presiden merupakan visi yang bakal menyelamatkan investasi digital hingga upaya pengembangan usaha rintisan agar berdampak secara riil. Sebab semakin ke sini, ada fenomena besar terkait bergugurannya usaha teknologi digital. Sebaliknya, digitalisasi ekonomi ke depan masih merupakan keniscayaan,” jelas John.

Menurut Jokowi  mayoritas kegagalan usaha rintisan akibat tidak mampu menjawab kebutuhan pasar dan seolah kehabisan nafas karena kalah berkompetisi.

Hal paling relevan saat ini, adalah para pelaku usaha rintisan harus bergerak mengikuti dinamika global dan nasional yang kini dilanda krisis pangan, energi, kesehatan, dan finansial.

Baca Juga: Ini Rencana Ekspansi Siloam International (SILO) di Sepanjang 2022

Karena itu, tambah John, arahan Jokowi terkait usaha rintisan sangat relevan sekaligus kontekstual. “Bapak Presiden  semakin memperjelas dan mempertegas strategi pengembangan ekonomi digital yang bakal ditempuh,” ungkap John.

Di lain sisi, berkaca dari upaya Lippo Group di sektor ekonomi digital melalui lengan investasi Venturra Capital, John menilai ada banyak kesamaan strategi sebagaimana diharapkan Presiden Jokowi. Investasi yang digelontorkan Lippo Group selama ini, tegasnya, selalu mengacu kepada prinsip solutif dan inspiratif.

“Artinya, usaha rintisan yang dibekali permodalan oleh Venturra Capital itu harus benar-benar membawa solusi bagi kebutuhan masyarakat. Tidak hanya itu, kami juga menilai sang pendiri usaha rintisan secara objektif, mereka yang memiliki inspirasi mengatasi problem masyarakat, itulah yang sejalan dengan kami,” kata John.

Sementara itu, sejak berdiri tujuh  tahun lalu Venturra Capital telah berinvestasi di beberapa perusahaan teknologi seperti Ruangguru, OVO, Zilingo, Luno, Shopback, Kaodim, Sociolla, Bride Story, Fabelio, TADA, hingga unicorn Grab. 

John mengatakan, dalam praktiknya, Venturra Capital tidak hanya fokus melakukan pendanaan terhadap startup dalam negeri saja, tapi juga mancanegara. Salah satu perusahaan rintisan teknologi yang ikut disokong Lippo adalah Prenetics yang berbasis di Hong Kong.

Perusahaan yang berdiri sejak 2007 tersebut bergerak di bidang laboratorium kesehatan dan beroperasi di 10 negara.

Di sisi lain terkait pengembangan ekonomi digital pada sektor kesehatan, John mengungkapkan keresahan Presiden Jokowi adalah lumrah. Sebab, berkah kemajuan teknologi digital selayaknya bisa meningkatkan taraf kesejahteraan sekaligus kemajuan bagi masyarakat. “Dan sektor kesehatan merupakan hal vital meraih cita-cita tersebut,” kata John.

Baca Juga: Ini Rencana Ekspansi Siloam International (SILO) di Sepanjang 2022

Sejauh ini, SILO menjadi pionir layanan digital kesehatan atau telehealth yang langsung digawangi rumah sakit. Melalui aplikasi MySiloam memungkinkan pasien SILO untuk membuat janji dengan dokternya, baik itu konsultasi offline atau online melalui aplikasi.

Kehadiran MySiloam ini pun memberikan dampak cukup besar bagi perluasan layanan kesehatan SILO. Bahkan, riset yang diterbitkan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyebutkan keberadaan MySiloam akan menjadi penopang kinerja rumah sakit di bawah Lippo Group itu.

Buktinya, terjadi peningkatan signifikan layanan berbasis digital MySiloam. Pada 2021, pemeriksaan pasien melalui MySiloam melesat 546 persen secara yoy (year on year), dan sejak awal tahun 2022 akses pasien di MySiloam terus bertumbuh.

Dengan memanfaatkan gawai, para pasien dan dokter juga dapat mengakses catatan rekam medis sehingga proses penanganan dapat berkesinambungan. MySiloam merupakan jembatan antara pasien dengan layanan rumah sakit, sekaligus memenuhi kebutuhan kesehatan jarak jauh yang terhubung dengan 1.000 dokter.

Baca Juga: John Riady Berharap Pemerintah Perpanjang PPN DTP di Tengah Kenaikan Inflasi

Melalui pengembangan layanan digital kesehatan MySiloam, John mengungkapkan Lippo Group berupaya agar pemanfaatan teknologi digital pun bisa memperkuat layanan kesehatan konvensional.

“Terbukti, melalui MySiloam, Lippo Group menawarkan solusi bagi keterbatasan akses layanan kesehatan di manapun,” kata John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×